Sabtu 22 Sep 2018 13:41 WIB

Jack Ma Pilih Mati di Pantai daripada di Meja Kerja

Lima tahun berkecimpung di dunia teknologi baginya terlalu 'tua'.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
CEO Alibaba Group Jack Ma (tengah) menyemarakkan Upacara Penutupan Asian Games ke-18 Tahun 2018 di Stadion Utama GBK, Senayan, Jakarta, Minggu (2/9).
Foto: Antara/Inasgoc/Wahyudin
CEO Alibaba Group Jack Ma (tengah) menyemarakkan Upacara Penutupan Asian Games ke-18 Tahun 2018 di Stadion Utama GBK, Senayan, Jakarta, Minggu (2/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pelopor industri internet Cina, Jack Ma, mengejutkan dunia dengan keputusannya untuk pensiun pada tahun depan. Berbagai kabar terus bermunculan seiring dengan pengumuman yang disampaikan Ma pada saat ulang tahunnya ke-54, Senin (10/9). 

Terakhir, Ma menyebutkan dirinya lebih baik mati di pantai daripada di kantornya di Alibaba. Bagi Ma, kalimat tersebut mengungkapkan keinginannya untuk fokus pada pendidikan dan filantropi, bukan menjalani bisnis di industri teknologi.

Dilansir South China Morning Post, Sabtu (22/9), Ma sering menyampaikan tentang pekerjaannya yang sudah mengambil banyak waktu dan 'nyawa'. "Saya seperti tidak memiliki kehidupan sendiri. Jika saya bisa hidup di kehidupan beriktunya, saya tidak akan pernah melakukan bisnis seperti ini. Saya akan jadi diri saya sendiri, saya ingin menikmati hidup saya," ucapnya dalam Forum Ekonomi Internasional di Rusia, dua tahun lalu.

Keinginan Ma untuk mundur dari dunia bisnis semakin kencang digaungkan pada dua pekan lalu. Pada ulang tahunnya, ia mengumumkan akan mengundurkan diri sebagai ketua eksektutif Alibaba dalam satu tahun. Ma ingin memberikan jalan bagi generasi pemimpin berikutnya di raksasa e-commerce senilai 420 miliar dolar AS tersebut.

Ma menyebutkan CEO Alibaba Daniel Zhang sebagai penggantinya. Zhang akan menggantikan posisi Ma secara resmi pada September 2019.

Pengumuman pensiun Ma memicu berbagai spekulasi, termasuk terkait lingkungan bisnis di Cina. The New York Times mengatakan, Ma pensiun karena iklim usaha di Cina telah memburuk seiring dengan Beijing dan perusahaan milik negara semakin kerap mengintervensi perusahaan.

Spekulasi lain yang beredar adalah Ma dipaksa mengundurkan diri. Kantor berita Xinhua menyebutkan, pihak skeptis menyebutkan Ma mendapat tekanan untuk mundur. Sementara itu, isu lain menjelaskan, Ma telah mengalihkan sejumlah besar aset ke negara lain dan berencana meninggalkan Cina.

Tapi, Ma tidak peduli dengan rumor-rumor tersebut. Menurutnya, rumor sudah kerap bermunculan di sekitarnya setiap hari selama 19 tahun terakhir. "Untuk seseorang yang memiliki mimpi dan masa depan, gosip, rumor, kesulitan dan frustasi akan selalu menjadi bagian dari hidup Anda," ujar Ma dalam Summer Davos Forum di Cina, Kamis (20/9).

Menurut Ma, rumor yang beredar tidak seharusnya dipikirkan. Ia tidak pernah menjelaskannya kepada teman-teman, begitupun dengan nonteman. Sebab, bagi Ma, memberi penjelasan ke orang yang tidak dekat justru akan memperburuk situasi.

Ma belum menjelaskan rencana hidupnya setelah pensiun. Menurutnya, usia lima tahun sudah terbilang tua di industri teknologi, tapi tetap muda untuk sektor lain. "Dalam 15 hingga 16 tahun mendatang, masih ada banyak hal yang bisa saya lakukan. Saya tahu itu akna sulit bagi orang di usia 55 atau 56 dan 60 tahun, untuk pergi. Pada saat itu, Anda tidak lagi yakin dengan masa depan Anda dan Anda akan bertahan," ucapnya.

Baca juga, Jack Ma Bantah Pindahkan Aset Rp 259 Triliun

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement