Sabtu 22 Sep 2018 11:34 WIB

Kementerian Pertanian Komitmen Dukung Penurunan Stunting

Kementan Berupaya mendekatkan masyarakat dengan akses pangan

Red: EH Ismail
Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi saat menjadi keynote speaker pertemuan Sosialisasi Germas dan Pemantauan Terpadu RAD-PG Tahun 2018 Regional Timur Tengah yang diselenggarakan Bappenas, di Sanur, Bali, Jumat (21/9).
Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi saat menjadi keynote speaker pertemuan Sosialisasi Germas dan Pemantauan Terpadu RAD-PG Tahun 2018 Regional Timur Tengah yang diselenggarakan Bappenas, di Sanur, Bali, Jumat (21/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pertanian berkomitmen mendukung upaya pemerintah dalam penurunan stunting. Terutama dalam penyediaan pangan yang cukup dan beragam bagi masyarakat.

Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi mengatakan, upaya- upaya lain yang telah dilakukan Kementerian Pertanian adalah mendekatkan akses masyarakat terhadap pangan, penyediaan infrastruktur produksi pangan,  menjaga stabilisasi pasokan dan harga serta mendeteksi dini daerah rentan rawan pangan dan stunting.

"Data menunjukkan konsumsi masyarakat Indonesia masih rendah terhadap protein hewani dan sayur-sayuran. Untuk itu Badan Ketahanan Pangan telah melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat dalam menyediakan pangan dan gizi bagi keluarganya dengan memanfaatkan lahan pekarangan melalui kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)," kata Agung saat menjadi keynote speaker pertemuan Sosialisasi Germas dan Pemantauan Terpadu RAD-PG Tahun 2018 Regional Timur Tengah yang diselenggarakan Bappenas, di Sanur, Bali, Jumat (21/9).

Sejak tahun 2010 hingga kini,  BKP telah mengembangkan KRPL di  18 ribu desa, pada hampir 500 kabupaten dan 34 provinsi. Tahun ini dikembangkan lagi 2300 KRPL,  1000 diantaranya dilaksanakan di desa stunting, dan 2019  direncanakan akan dilaksanakan di 1600 desa stunting pada 160 kabupaten 34 provinsi.

Agung juga mengingatkan,  seperti halnya beberapa negara lain di Asia Pasifik, Indonesia saat ini sedang menghadapi triple burden of malnutrition (tiga permasalahan gizi) yaitu balita pendek (stunting), balita kurus (wasting) dan gizi lebih/kegemukan (obesitas).

"Masalah ini tidak dapat diselesaikan oleh salah satu Kementerian saja, tetapi harus menjadi tanggung jawab bersama kementerian terkait," pungkas Agung.

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement