REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo mengklaim penyerapan dana desa (DD) saat ini sudah lebih bagus. Pada 2015, serapannya hanya 82 persen, dan pada 2017 serapannya mencapai 98 persen. Eko pun menargetkan pada 2018 serapan dana desa bisa mencapai 99 persen.
"Itu menunjukan tata kelolanya lebih baik karena kalau penyerapan itu berpengaruh dengan tata kelola. Dana desa ini dibagi tiga tahap, tahap berikutnya belum bisa dicairkan kalau laporan hasil auditnya belum bisa diterima. Ini menunjukan persoalannya lebih sedikit," kata Eko saat ditemui di UPN Surabaya, Selasa (18/9).
Selain itu, kata Eko, efektivitas penyaluran dana desa juga terlihat dari capaian pembangunan yang memanfaatkan dana desa tersebut. Penyaluran dana desa selama empat tahun sudah bisa membangun 150 ribu kilometer jalan desa, puluhan ribu paud, polindes, jembatan dan sebagainya.
Dana desa tersebut juga diakuinya berpengaruh besar terhadap penurunan kemiskinan di desa. Pada 2017, untuk pertama kalinya penurunan kemiskinan di desa lebih besar daripada penurunan kemiskinan di kota.
"Indonesia tahun ini pertama kali kemiskinan menyentuh single digit, yaitu 9,82 persen. Yang menarik, dari penurunan 1,82 juta jiwa tahun lalu, di desa lebih banyak. Di desa penurunannya 1,2 juta jiwa, di kota cuma 580 ribu jiwa," ujar Eko.
Eko pun mengakui, program dana desa masih belum sempurna. Artinya, masih banyak yang harus disempurnakan. Tetapi, kata dia, jika diperhatikan, ada kemajuan yang luar biasa.
"Kalau ini bisa terus dijalankan, saya yakin dalam waktu lima tahun ke depan, jumlah orang miskin di desa akan lebih rendah daripada di kota. Angka stunting juga akan hilang," ujar Eko.
Baca juga, Didampingi Mendes, Presiden Jokowi Tinjau Pembangunan Talud