Selasa 18 Sep 2018 14:38 WIB

Bandara Bali Tambah Fasilitas Imigrasi

Angkasa Pura I menambah 10 mesin otomatis di terminal internasional.

Sejumlah pengendara melintas di ruas Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, saat uji coba di Badung, Bali, Senin (10/9).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Sejumlah pengendara melintas di ruas Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai, saat uji coba di Badung, Bali, Senin (10/9).

REPUBLIKA.CO.ID, KUTA -- Pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, menambah fasilitas keimigrasian otomatis, Selasa (18/9). Penambahan fasilitas ini bertujuan untuk mendukung pelayanan kedatangan dan keberangkatan delegasi pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia 2018.

"Kami tambah fasilitas autogate keimigrasian sebanyak 10 unit, sebelumnya belum ada fasilitas itu," kata Co-General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Sigit Herdiyanto di Kantor Cabang PT Angkasa Pura I di kawasan Tuban, Kabupaten Badung, Bali.

Sigit menjelaskan, 10 unit mesin otomatis itu akan disiapkan di terminal internasional. Empat unit ditempatkan di kedatangan dan enam unit di keberangkatan. Fasilitas itu diharapkan memudahkan pelayanan imigrasi baik bagi wisatawan mancanegara termasuk para delegasi pertemuan IMF dan Bank Dunia, 8-14 Oktober 2018. 

Selain itu, pengelola juga menambah enam unit X-ray smartlane, mesin pemindai yang dinilai lebih canggih dan efisien dibandingkan yang ada saat ini. Fasilitas lain yang ditambah yakni kamera pengawas atau CCTV sebanyak 45 unit yang akan ditempatkan di sejumlah area yang selama ini dinilai belum terjangkau. 

Total anggaran yang disiapkan untuk menambah fasilitas tersebut mencapai sekitar Rp 3 miliar. Anggaran ini berasal dari PT Angkasa Pura I.

Sigit menjelaskan, penambahan fasilitas tersebut merupakan investasi jangka panjang. Artinya, penambahan fasilitas tidak hanya untuk mendukung pelaksanaan pertemuan IMF dan Bank Dunia.

Saat ini, pengelola bandara bersama kontraktor juga tengah pengerjaan pengembangan bandara itu tengah dikebut yang kini sudah mendekati rampung di antaranya pengembangan apron barat dan timur. Pengembangan apron tersebut diharapkan dapat menambah alokasi parkir 10 pesawat berukuran sedang termasuk di antaranya pesawat berbadan besar.

Selain itu, pemindahan fasilitas pengelolaan limbah, gedung VVIP dan kantor Base Ops Pangkalan Udara Ngurah Rai. Total anggaran untuk keseluruhan proyek itu mencapai sekitar Rp2,2 triliun yang dialokasikan dari anggaran BUMN itu.

Berita terkait: Pertemuan IMF-WB Bisa Genjot Ekonomi Bali Hingga 6,54 Persen

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement