Kamis 13 Sep 2018 13:48 WIB

Saham Apple Menurun Setelah Rilis Produk

Perangkat terbaru Apple memiliki layar yang lebih lebar dari seri sebelumnya.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Chief operating officer Apple Jeff Williams menjelaskan Apple Watch Series 4 di Cupertino, Kalifornia, Rabu (12/9).
Foto: AP Photo/Marcio Jose Sanchez
Chief operating officer Apple Jeff Williams menjelaskan Apple Watch Series 4 di Cupertino, Kalifornia, Rabu (12/9).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perusahaan teknologi raksasa Apple Inc memperkenalkan Iphone terbesar yang pernah ada dan jam tangan pendeteksi masalah jantung pada Rabu (12/9). Rilis ini sebagai upaya menggaet pelanggan untuk memperbarui perangkatnya ke yang lebih mahal dalam menghadapi stagnannya permintaan global terhadap smartphone.

Namun, sepertinya Wall Street tak bersemangat dengan tawaran baru tersebut. Dilansir Reuters, Kamis (13/9), saham perusahaan mengalami penurunan 1,2 persen ke level 221,07 dolar AS. Penyebabnya, perubahan yang relatif kecil pada produknya setelah Iphone X dirombak pada tahun lalu.

Iphone XS terbaru milik Apple memiliki layar 14,7 cm dan akan dijual dengan harga mulai dari 999 dolar AS (Rp 14,9 juta). Sementara itu, XS Max, Iphone terbesar sampai saat ini mempunyai layar 16,5 cm dan akan mulai dijual dengan harga 1.099 dolar AS (Rp 16,3 juta). Apple juga akan memperkenalkan Iphone XR berukuran 15,5 cm yang terbuat dari aluminum. Produk ini siap dijual dengan harga mulai dari 749 dolar AS.

Baca juga, Apple Luncurkan Tiga Penerus Ponsel Iphone X

Ukuran layar Iphone XS Max 26 persen lebih besar dari layar Iphone terbesar sebelumnya. Analis Gene Munster dari Loup Ventures mencatatnya sebagai peningkatan terbesar dari segi ukuran layar sejak 2014.

Analis Gartner Annete Zimmerman mengatakan, gebrakan Apple ini sudah lama ditunggu, mengingat rivalnya, Samsung Electronic, telah memimpin tren ke arah ponsel dengan layar besar. "Mereka akhirnya menambahkan ponsel dengan layar lebih besar sehingga dapat secara langsung bersaing dengan produk Galaxy Note 9," tuturnya dalam acara di kantor Apple di Sillicon Valley.

Zimmerman menambahkan, langkah Apple menjadi upaya yang tepat. Sebab, layar besar akan sangat penting di Cina untuk mengubah tren di sana. Mereka telah kehilangan saham dalam beberapa tahun terakhir, sebagian di antaranya karena ukuran layar.

Tiga ponsel terbaru Apple pada tahun ini semuanya tercatat lebih mahal dibanding dengan model tahun lalu. Dengan dua di antaranya dijual dengan harga 999 dolar AS atau lebih mahal, Apple tampaknya akan mengambil keuntungan dari ekonomi AS yang tengah menguat, pengangguran rendah dan peningkatan kekayaan rumah tangga.

Diketahui, pendapatan rumah tangga AS naik untuk tahun ketiga berturut-turut pada 2017 ke rekor tertinggi sejak 1967.

Baca juga, Baca juga, Apple Watch Series 4 Tawarkan Tiga Fitur Baru

Rambah ke perangkat kesehatan

Lebih dari 60 persen pendapatan Apple didapatkan dari ponsel. Untuk mengurangi ketergantungan ini, Apple mengumumkan Apple Watch Series 4 baru dengan display edge-to-edge, seperti jenis ponsel terbaru. Ukurannya juga 30 persen lebih besar dibandingkan model Watch saat ini.

Apple Watch Series 4 memposisikan diri sebagai perangkat kesehatan lebih komprehensif. Ia mampu mengambil elektrokardiogram untuk mendeteksi jantung yang tidak teratur dan melakukan panggilan darurat secara otomatis jika mendeteksi pengguna pingsan. Kemampuan ini memungkinkan Apple menarik hati para pelanggan dengan usia lebih tua.

Administrasi Makanan dan Obat AS akan bekerja dengan Apple guna mengembangkan aplikasi untuk Apple Watch. Lembaga ini juga sudah mengambil langkah untuk meringankan persyaratan bagi perusahaan yang ingin menciptakan produk perawatan kesehatan digital.

Ahli Jantung di Central Health di Lynchurg, Virginia, Michael Vaelntine, menjelaskan bahwa produk kesehatan digital memiliki pangsa pasar yang luas di AS. Sebanyak 6,1  juta orang memiliki fibrilasi atrium, penyakit jantung yang melibatkan ritme jantung tidak teratur. Angka tersebut diperkirakan meningkat dua kali lipad pada 2050 seiring bertambahnya populasi. "Watch memungkinkan sistem pemantauan dan pencatatan yang lebih portabel," tuturnya.

 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement