REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) pada 2018 akan memberangkatkan calon transmigran sekitar seribu keluarga ke berbagai daerah tujuan transmigrasi.
"Tahun ini kita akan berangkatkan sekitar seribuan KK (kepala keluarga) transmigran dari sembilan wilayah yang dimiliki kementerian," kata Sekjen Kemendes PDT dan Transmigrasi Anwar Sanusi di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (12/9).
Anwar mengatakannya seusai acara pelantikan pejabat Kemendes PDTT dan pembukaan Pelatihan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Akademi Desa 4.0 dan Pelatihan Calon Transmigran di Kampoeng Mataraman Desa Panggungharjo. Menurut dia, dalam menjalankan program transmigrasi selain melihat potensi peta lokasi baru, juga memperhatikan konsep yang bukan semata-mata bukan hanya memindahkan penduduk dari wilayah padat kepada wilayah kurang padat.
"Tetapi konsepnya bagaimana kita menumbuhkan kawasan itu sebagai kota mandiri, oleh karena itu transmigrasinya kita kombinasikan ada beberapa persen dari luar dan beberapa persen dari daerah asal. Komposisinya bisa 70 persen dari penduduk setempat dan 30 persen pendatang," katanya.
Anwar menjelaskan, selama ini lokasi yang menjadi tujuan transmigrasi lebih banyak ke pulau Kalimantan, tetapi tahun ini bahkan beberapa tahun depan diperluas ke daerah lain yang perlu dilibatkan dalam program itu. "Sekarang kita kembangkan ke Sulawesi kemudian juga beberapa Sumatera dan Kalimantan, terutama Kalimantan Utara," katanya.
Dia juga mengatakan, program transmigrasi kalau pada dekade yang lalu lebih didominasi calon transmigran yang berasal dari daerah padat penduduk. Namun sekarang ini nilai lebihnya adalah sebagian besar dari daerah setempat.
"Jadi, dengan kata lain transmigrasi sekarang ini membantu daerah-daerah untuk tumbuh dan berkembang. Tidak hanya fokus pada pertanian, bisa perkebunan dan peternakan bahkan jasa, kalau wilayah siap dikembangkan," katanya.