REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengatakan, pemerintah telah melakukan sejumlah langkah intervensi jangka pendek maupun jangka panjang untuk menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Intervensi tersebut bertujuan untuk menjaga fundamental ekonomi nasional.
"Ada beberapa hal yang pemerintah lakukan yang pertama memantau, karena kita ada masalah di defisit perdagangan dan ini harus dijaga," ujar Jusuf Kalla di kantornya, Senin (10/9).
Jusuf Kalla menjelaskan, salah satu langkah yang dilakukan pemerintah untuk menstabilkan nilai tukar rupiah yakni dengan mengurangi impor. Langkah ini bertujuan untuk menjaga agar masyarakat dapat beralih ke produk dalam negeri.
"Mengurangi impor, barang akan mahal, karena mahal orang akan memilih produk dalam negeri, itu dasar berpikirnya," kata Jusuf Kalla.
Baca juga, Rupiah pada Senin Bergerak Melemah.
Cara lain yang ditempuh pemerintah yakni menjaga anggaran agar tetap stabil dan memperbesar ekspor. Contohnya, penggunaan B20 dengan semi diesel karena suplai keluar akan mahal. Hal ini kemungkinan dapat mengurangi pengeluaran, dan bermanfaat bagi subsidi.
"B20 itu kita pakai semi diesel karena suplai keluar tentu ketat, sehingga harga naik," ujar Jusuf Kalla.
Nilai tukar rupiah hingga kini masih dalam tekanan. Rupiah berada di kisaran Rp 14.800 per dolar AS.