REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani menyatakan, pihaknya sedang aktif dan masif dalam melaksanakan pembangunan ruas tol di berbagai daerah. Hal ini bertolak belakang dengan langkah yang akan diambil pemerintah untuk menunda sejumlah proyek infrastruktur seiring dengan terus melemahnya nilai tukar rupiah.
"Jasa Marga sedang dalam proses pembangunan yang masif sehingga kami harus melakukan kreasi dalam mencari pendanaan," kata Desi Arryani di Jakarta, Rabu (5/9).
Menurut dia, selain kreatif dalam mencari pendanaan yang masif, juga sekaligus menjaga agar struktur keuangan dari perusahaan Jasa Marga agar tetap dalam keadaan sehat. Jasa Marga, lanjutnya, telah melakukan sekuritisasi dari aset-aset lama atau aset recycle atau daur ulang, melaksanakan penerbitan obligasi, kemudian juga mencari dana dari luar atau global bond dalam bentuk rupiah.
Baca juga, Pemerintah Segera Rilis Daftar Proyek yang akan Ditunda
Selain itu, ia mengungkapkan bahwa pihaknya memiliki kebijakan untuk mengurangi kepemilikan minoritas di sejumlah ruas tol, tetapi masih dilihat ruas mana yang akan dilakukan untuk itu. Desi juga mengutarakan harapannya agar seluruh ruas tol Trans Jawa dari Jakarta hingga Probolinggo (Jawa Timur) pada akhir tahun ini bisa selesai dan dapat dioperasionalkan sepenuhnya.
Ia memaparkan, tingkat progress pembangunan sejumlah ruas tol antara lain Tol Batang-Semarang progressnya 86 persen, Tol Salatiga-Kartosuro 78 persen dan Pasuruan-Grati 60 persen.
Sebagaimana diwartakan, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam sejumlah kesempatan sebelumnya mengatakan sembilan ruas tol trans Jawa akan beroperasi secara bertahap mulai Juli hingga Desember 2018. Pada September 2018, ruas tol yang dijadwalkan akan beroperasi adalah Tol Sragen-Ngawi (51 kilometer) dan Tol Porong-Gempol (6 kilometer).
Kemudian pada Oktober 2018 akan beroperasi Tol Salatiga-Kartosuro (32 kilometer). Selanjutnya pada November 2018 akan beroperasi Tol Pemalang-Batang (33 kilometer) dan Tol Batang-Semarang (74 kilometer).
Akhirnya pada Desember 2018 akan beroperasi yakni Tol Wilangan-Kertosono (37 kilometer) dan Tol Pasuruan-Grati-Probolinggo (44 kilometer). Tol trans Jawa dibutuhkan guna meningkatkan konektivitas di Pulau Jawa yang memiliki kontribusi lebih dari 50 persen bagi pertumbuhan ekonomi nasional, serta untuk menurunkan biaya logistik sehingga meningkatkan daya saing Indonesia sebagaimana Nawa Cita Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.