REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurs rupiah terus melemah, bahkan telah menembus level Rp 14.900 per dolar AS. Meski begitu, tampaknya tak banyak masyarakat yang memanfaatkan momen itu untuk menukar simpanan mata uang dolar AS-nya.
Tempat penukaran valuta asing (valas) bernama 'Money Changer' di dalam Blok M Square, Jakarta, misalnya, siang ini tampak sepi, tak ada antrian penukar. Petugas di sana mengaku, penguatan dolar AS hingga hampir menembus Rp 15 ribu per dolar AS tak memengaruhi jumlah penukar. "Nggak ngaruh biasa saja. Sama seperti hari-hari biasa, tidak ada perubahan," ujar Shyfa ketika ditemui Republika di tempat kerjanya, Selasa, (4/9).
Ia menjelaskan, hari ini memang ada beberapa orang yang menukar mata uang dolar AS ke rupiah namun tak banyak. "Nggak ada peningkatan signifikan," tambah perempuan 19 tahun ini menjelaskan.
Shyfa menyebutkan, per hari ini 'Money Changer' mengenakan kurs beli sebesar Rp 14.950 per dolar AS. Sedangkan bagi yang ingin menjual dolar AS-nya dikenakan kurs beli sebesar Rp 14.500 per dolar AS.
Berbeda dengan 'Money Changer', tempat penukaran valas bernama 'Dolar Asia' yang terletak di Jalan Melawai, Jakarta, sudah mengenakan kurs beli sebesar Rp 15.030 per dolar AS. Selanjutnya, kurs beli yang dikenakan sebesar Rp 14.900 per dolar AS.
Petugas di Dolar Asia yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, pascadolar AS menguat justru banyak pelanggan yang menjual dolar AS-nya. "Yang beli justru sedikit," ujarnya.
Petugas money changer 'Royal Inti Valasindo' Hotman menambahkan, aktivitas penukaran hari sangat sepi. Bahkan lebih sepi dari hari-hari biasanya.
"Nggak cuma penukaran dolar, penukaran mata uang lainnya juga sepi sekali hari-hari ini," katanya kepada Republika. Dirinya menuturkan, kurs beli di tempat penukarannya yang terletak di kawasan Blok M, Jakarta, sudah sebesar Rp 15.020 per dolar AS sementara kurs jualnya sebesar Rp 14.850 per dolar AS.
"Baru hari ini capai Rp 15 ribu tapi malah sepi. Kemarin-kemarin waktu belum sampai Rp 15 ribu malah banyak yang tukar dolar As," tutur Hotman.
Menurutnya, tidak hanya dolar AS, mata uang lainnya pun sepi penukar. Alasannya, kata dia, mata uang lainnya ikut naik. "Hanya beberapa yang stabil. Misalnya mata uang dong Vietnam. Saat ini satu dong sebesar Rp 0,80," kata Hotman.
Salah satu penukar uang yang ditemui Republika di lokasi tersebut pun mengaku tak ingin menukar dolar AS melainkan menukar dong Vietnam. "Soalnya saya ada tugas mau ke Vietnam," ujar wanita bernama Lia Wanadri.
Ia mengaku tak pernah mengikuti perkembangan mata uang sehingga dirinya pun tak pernah menunggu rupiah melemah bila ingin menukar mata uang asing. "Saya cuma nukar uang ya kalau saya butuh," tegasnya.