Senin 03 Sep 2018 17:34 WIB

Hipmi: Nilai Tukar Rupiah Sudah Masuk Lampu Kuning

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hampir mendekati level Rp 15 ribu.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing. ilustrasi
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) Anggawira menilai, depresiasi kurs rupiah terhadap dolar AS saat ini bahaya. Bahkan, depresiasi tersebut dapat memicu terjadinya krisis moneter lagi.

Kurs rupiah terhadap dolar AS sangat melemah dibandingkan perdagangan sebelumnya, yakni 1 dolar AS ditransaksikan pada Rp 14.725 di pasar spot. Anggawira menjelaskan, pemerintah dan pengusaha tidak boleh menganggap enteng kondisi rupiah terhadap dolar AS yang hampir mendekati Rp 15 ribu.

"Nanti jika pihak swasta yang meminjam anggaran negara dan pas jatuh tempo tak mampu bayar karena beratnya kurs. Ini sangat berisiko," tuturnya melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (3/9).

Tidak hanya terhadap pengusaha, pelemahan rupiah juga akan berimbas pada masyarakat. Sebab, masyarakat adalah konsumen dari bahan pokok yang bisa terjadi akibat depresiasinya nilai tukar rupiah.

photo
Penguat rupiah

Anggawira mengatakan, pemerintah dengan tim ekonominya harus bisa menahan laju depresiasi rupiah sehingga persoalan tersebut segera terselesaikan. "Ya, pemerintah harus benar-benar berpikir ekstra untuk mengatasi persoalan ini, saya lihat ini kan sepertinya kita tak ada daya. Seharusnya, pemerintah dan tim ekonominya memikirkan solusi agar bisa menahan laju depresiasi nilai tukar rupiah," ujarnya.

Berdasarkan Data Yahoo Finance pukul 12.00 WIB di pasar spot exchange, rupiah berada di level Rp 14.725 per dolar AS atau terdepresiasi 40 poin (0,27 persen) dibanding perdagangan sebelumnya Rp 14.685. Level ini adalah level terendah sejak awal 2018.

Level terendah rupiah tercatat Rp 14.790 pada 20 September 2015. Melemahnya rupiah diakibatkan oleh sentimen perang dagang AS-Cina, dan krisis ekonomi di Turki dan Argentina yang memberikan tekanan kepada negara berkembang dengan defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit/CAD).

Lalu berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap euro juga menguat 0,03 persen ke Rp 17.174,97. Sementara itu, rupiah terhadap poundsterling turut melemah 0,26 persen ke Rp 19.169 dan rupiah terhadap yen melemah 0,61 persen ke Rp 132,73.

Kemudian, berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah pada perdagangan hari ini berada di kurs tengah Rp 14.711 atau terdepresiasi 56 poin dari perdagangan sebelumnya Rp 14.655. Rupiah diperdagangkan di kisaran Rp 14.785 (kurs jual) dan Rp 14.637 (kurs beli).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement