Ahad 02 Sep 2018 10:16 WIB

Presiden Namibia Apresiasi Indonesia Mampu Swasembada Pangan

Indonesia dan Afrika kerja sama memanfaatkan lahan kering menjadi produktif

Red: EH Ismail
Presiden Namibia, Hage Gottfried Geingob (kiri) bertemu Menteri Pertanian Indonesia, Amran Sulaiman (kanan)
Presiden Namibia, Hage Gottfried Geingob (kiri) bertemu Menteri Pertanian Indonesia, Amran Sulaiman (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dengan sejumlah negara di Afrika memiliki kedekatan jika dirunut dari sejarah masa lampau. Kedekatan itu sudah terbangun sejak masa pemerintahan Soekarno.

Latar belakang ini menjadikan kerja sama Indonesia dan negara Afrika berjalan dengan baik. Kunjungan Presiden Namibia, Hage Gottfried Geingob, ke Indonesia merupakan momen peningkatan kerja sama infrastruktur hingga pertanian. Ini kunjungan pertama sejak Presiden Hage terpilih pada 2015.

Dalam kunjungan ini, Presiden Hage membawa beberapa delegasi termasuk Menteri Pertanian. Ia mengapresiasi kemampuan Indonesia dalam menjaga ketersediaan pangan untuk memenuhi konsumsi 260 jiwa rakyat.

Sedangkan Namibia yang berpenduduk 2 juta jiwa masih melakukan impor dari negara lain. Selain itu, Presiden Hage juga mengapresiasi Indonesia yang mampu swasembada pangan dan mengekspor jagung. Hage pun memuji sistem pengairan di Indonesia yang berjalan baik tanpa terpengaruh musim. Hal ini membuat Presiden Hage tertarik mengembangkan lahan kering di Indonesia.

"Kami juga membangun kerja sama ke depan, yaitu bagaimana merubah lahan kering itu menjadi produktif, bagaimana mengangkat planting indeksnya dari satu menjadi dua kali, dari dua menjadi tiga kali,” kata Menteri Pertanian Indonesia, Amran Sulaiman.

Menteri Amran menjelaskan kepada Presiden Hage, pemanfaatan teknologi pada lahan kering di Indonesia sudah melalui teknogi yang komprehensif dan berkelanjutan. "Sekarang kita membangun rain water harvesting technology, embung, sumur dalam, sumur dangkal kemudian small dam, mekanisasi pertanian dan bibit berkualitas,” tutur Amran.

Terkait bibit berkualitas, Amran akan menawarkan kepada Namibia untuk menggunakan bibit jagung dari Indonesia. Sebagai perbandingan, jagung di Namibia memiliki produktivitas di angka 3 - 4 ton per ha sedangkan di Indonesia sudah ada yang mampu mencapai 10 ton per ha. "Jagung kita sudah ada yang mencapai 10 ton, namanya NASA (Nakula Sadewa), mekanisasi dan teknologi pertankan nanti kita juga sharing, Insyaallah sinergi kita segera dengan mereka,” tutup Amran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement