Kamis 30 Aug 2018 14:08 WIB

Kementan: Stok Bawang Merah di Jatim Aman Berkat Panen Raya

Kondisi iklim dan cuaca sangat mendukung pertumbuhan dan produktivitas bawang merah

Red: EH Ismail
Panen raya di sentra bawang di Jawa Timur, yaitu Kecamatan Ngantang, Malang, Jawa Timur
Panen raya di sentra bawang di Jawa Timur, yaitu Kecamatan Ngantang, Malang, Jawa Timur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian memastikan ketersediaan bawang merah di Jawa Timur selama 2018 aman. Hal itu didukung panen raya di sentra bawang di Jawa Timur, yaitu Kecamatan Ngantang, Malang, Jawa Timur, seluas 1.200 ha dengan tingkat produksi  10 ton per hektare.

Kepala Bidang Hortikultura Dinas Tanaman Pangan Perkebunan Kabupaten Malang, Hery Sutoro  mengatakan, panen raya bawang merah di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang dan sebagian di Kecamatan Pujon mencapai 1.200 hektar terjadi pada Agustus hingga September.

“Saat ini kondisi iklim dan cuaca sangat mendukung pertumbuhan dan produktivitas bawang merah yang bisa mencapai 9-10 ton perhektar. Varietas bawang merah  dominan di lapangan adalah Batu Ijo dan sebagian super philips,” kata Hery di Malang, Kamis (30/8).

Petani Dusun Jeruk Desa Purworejo Kecamatan Ngantang Malang, Slamet Mujiono menambahkan, saat ini pertanaman bawang merah sangat baik dan menguntungkan. Puncak panen diperkirakan akhir September. Diperkirakan produktivitas panen bisa mencapai 10 ton perhektar dan serangan OPT sangat kecil.

“Potensi bawang merah di Desa Purworejo ada 800 hektar, di dusun kami, sekitar  127 hektar yang sudah tertanam dengan umur 45 Hari. Alhamdulillah sampai saat ini pestisida belum kami gunakan sehingga bisa mengefisienkan biaya produksi,” ujarnya.

Slamet menuturkan, kunci menghindari OPT adalah kegigihannya menyiram tanaman pada dini hari sebelum matahari terbit, yaitu antara pukul 03.00 hingga 05.00 WIB.  Adapun harga bawang merah yang diterima petani Ngantang saat ini, Rp 10-11 ribu. Harga itu tidak berbeda jauh dengan harga bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Rabu (29/8), Rp 12 ribu. Hal ini membuktikan kestabilan harga di tingkat petani maupun pasar.

“Begitu pula dengan harga cabai yang stabil. Harga cabai rawit merah di tingkat petani Malang Rp 10 ribu, sedangkan cabai merah keriting Rp 11 ribu per kg,” tutur dia.

Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi menegaskan, upaya menjaga stabilisasi pasokan dan harga pangan khususnya untuk aneka cabai dan bawang merah sepanjang tahun merupakan amanah Menteri Pertania, Andi Amran Sulaiman. Karena itu, jajaran Direktorat Jenderal Hortikultura, terus melakukan pendampingan dan pengawalan intensif terutama di sentra utama penyangga aneka cabai dan bawang merah nasional.

“Keseimbangan pasokan bawang merah dan aneka cabai antar pulau menjadi perhatian khusus Direktorat Jenderal Hortikultura dalam rencana pembangunan hortikultura 2019. Beberapa kawasan di masing-masing pulau menjadi tumpuan penyediaan kedua komoditas strategis ini sehingga pasokan aman dan harga stabil,” jelasnya.

Suwandi mengungkapkan ada enam langkah pengamanan dan stabilisasi pasokan komoditas strategis. Pertama, pengembangan kawasan di luar Jawa melalui ekstensifikasi. Kedua, optimalisasi teknologi pada sentra di wilayah Jawa. Ketiga, peningkatan kapasitas petani di luar Jawa. Keempat, penggunaan benih biji untuk bawang merah (TSS). “Kelima, penajaman manajemen tanam cabai dan bawang merah dan keenam embentukan pasar lelang hortikultura di sentra strategis,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement