Rabu 29 Aug 2018 13:22 WIB

Relaksasi LTV Beri Keleluasaan Intiland Menjual Properti

Dengan relaksasi LTV, pengembang punya keleluasaan membuat program.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolanda
Deretan rumah pada salah satu lokasi proyek pembangunan perumahan di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (5/7).
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Deretan rumah pada salah satu lokasi proyek pembangunan perumahan di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (5/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) telah memberlakukan relaksasi kebijakan Loan to Value (LTV) untuk kredit pemilikan rumah. Dengan begitu, bank diberi kebebasan untuk mengenakan uang muka atau Down Payment (DP) kepada nasabah untuk pembelian rumah pertama. 

Perusahaan pengembang properti PT Intiland Development Tbk menilai, aturan tersebut memberikan keringanan bagi perusahaannya. "Kita kembalikan ke pihak bank untuk lihat risiko dari kreditnya sendiri," ujar Direktur Pengelolaan Pasar Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, dengan relaksasi aturan LTV itu, pengembang punya keleluasaan membuat program yang bisa diterima. Bank pun tidak khawatir karena hanya tinggal lihat risiko internalnya. "Regulator sangat membantu mendukung konsumsi di sektor properti. Jadi pintar-pintar kita, kita jadi punya banyak ruang dengan pihak bank," tutur Archied.

Lebih lanjut, kata dia, kecenderungan naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sepanjang semester pertama tahun ini memengaruhi permintaan pasar terhadap properti. "Pasar jadi agak lemah, maka kita siasati lewat kerja sama dengan pihak bank," katanya. 

Kerja sama meliputi memberikan banyak diskon dalam bentuk potongan bunga. Tujuannya untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan BI. 

Sebagai informasi, pada semester I 2018, perseroan membukukan penjualan pemasaran sebesar Rp 1,3 triliun. Jumlah tersebut berasal dari penjualan di segmen pengembangan mixed-use and high rise senilai Rp 969 miliar atau 75 persen dari keseluruhan penjualan. Kemudian, segmen pengembangan kawasan perumahan sebesar Rp 270 miliar atau 21 persen dari keseluruhan. Lalu segmen pengembangan kawasan industri, tercatat membubuhkan nilai marketing sales sebesar Rp 45 miliar. 

Intiland menargetkan penjualan pada tahun ini sebesar Rp 3,3 triliun. "Jadi perolehan di semester I-2018 setara dengan 38 persen dari total target," ujar Archied. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement