Jumat 24 Aug 2018 11:46 WIB

Adaro Energy Bukukan Pendapatan Usaha 1,6 Juta Dolar AS

Kenaikan harga batu bara mendongkrak kinerja keuangan Adaro Energy pada semester satu

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (Adaro) Garibaldi Thohir  memberikan sambutan pada acara The 10th Anniversary of Adaro IPO A Dacade of Businnes Transformation di Jakarta, Senin (16/7).
Foto: Republika/Prayogi
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (Adaro) Garibaldi Thohir memberikan sambutan pada acara The 10th Anniversary of Adaro IPO A Dacade of Businnes Transformation di Jakarta, Senin (16/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adaro Energy, Tbk menorehkan kinerja keuangan yang positif pada semester satu tahun ini. Presiden Direktur Adaro Energy, Garibaldi Thohir menjelaskan Adaro berhasil  mempertahankan likuiditas yang tinggi serta marjin yang sehat dengan dukungan kegiatan operasional yang lebih solid sehingga menghasilkan kinerja yang memuaskan.

Boy, sapaan akrab Garibaldi, menjelaskan likuiditas perusahaan pada semester satu tahun ini sebesar 1,227 juta dolar AS. Dengan likuiditas ini, kata dia, perusahaan memiliki keleluasaan untuk menghadapi ketidakpastian pasar dan memanfaatkan peluang investasi strategis.

Sementara rasio utang bersih terhadap ekuitas maupun utang bersih terhadap EBITDA operasional 12 bulan terakhir juga bertahan di posisi yang baik. "Kondisi keuangan ini mencerminkan fokus kami terhadap keunggulan dan efisiensi operasional di tengah pasar batubara yang kondusif. Posisi keuangan yang kuat menyediakan keleluasaan untuk menghadapi pasar batubara yang dinamis serta memungkinkan perusahaan untuk melaksanakan strategi pertumbuhan jangka panjang," ujar Boy, Jumat (25/8).

Boy menjelaskan EBITDA operasional sebesar 593 juta dolar AS dan menjaga marjin EBITDA operasional yang kuat sebesar 36,8 persen dengan dukungan harga batubara yang tetap tinggi dan harga jual rata-rata yang solid. Perusahaan berada pada posisi yang baik untuk mencapai panduan EBITDA operasional pada kisaran 1,1–1,3 miliar dolar AS untuk 2018.

"Kami tetap optimistis terhadap fundamental pasar batubara di jangka panjang dan tetap berfokus pada penciptaan nilai yang berkelanjutan,” ujar Boy.

Pendapatan usaha pada semester I 2018 naik 4 persen dibandingkan tahun lalu. Adaro tercatat berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar 1,6 juta dolar AS.

Meski begitu, Boy tak menampik bahwa volume penjualan turun sebesar 6 persen. Hanya saja, peningkatakan pendapatan usaha didongkrak dari harga batu bara yang membaik.

Divisi pertambangan batu bara Adaro Energy menyumbangkan 92 persen pendapatan usaha perusahaan, sementara sisanya diperoleh dari bisnis non batu bara. Kedua segmen ini menghasilkan peningkatan pendapatan usaha karena bisnis non batu bara juga mencatat kenaikan volume dari pelanggan pihak ketiga, baik yang lama maupun yang baru.

Boy menjelaskan total produksi batu bara pada semester pertama tahun ini mencapai 24,06 metrik ton (MT) atau turun 4 persen dari periode yang sama tahun lalu karena hujan lebat yang mempengaruhi kegiatan operasional selama kuartal pertama kemarin.

"Walaupun produksi pada awal tahun relatif rendah, Adaro Energy berhasil meningkatkan produksi batubara sampai 20 persen pada kuartal dua dibandingkan kuartal pertama dengan dukungan kondisi cuaca yang lebih baik. Volume penjualan batubara mencapai 23,80 MT," ujar Boy.

Sementara itu, untuk pembagian deviden, Adaro menjaga komitmen untuk memberikan pengembalian bagi pemegang saham dalam bentuk dividen tunai. Adaro Energy telah membagikan dividen tunai sebesar 250 juta dolar AS untuk tahun keuangan 2017 atau 51,75 persen dari laba tahun tersebut.

Dividen ini termasuk dividen tunai interim sebesar 100 juta dolar AS yang dibayarkan pada bulan Januari 2018. Kemudian dividen tunai final sebesar 150 juta dolar AS yang dibayarkan pada bulan Mei 2018.

Selain mencatatkan keuangan yang positif, Boy menjelaskan pada tanggal 1 Agustus 2018, Adaro Energy dan EMR Capital Ltd merampungkan akuisisi terhadap kepemilikan Rio Tinto atas Kestrel Coal Mine yang meliputi 80 persen. Akuisisi ini merupakan bagian dari ekspansi strategis Adaro Energy untuk portofolio batu bara metalurgi dan menandai operasi perdana perusahaan untuk kegiatan pertambangan batu bara di luar Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement