Selasa 14 Aug 2018 15:11 WIB

Mentan Dorong Mahasiswa Keluarkan Inovasi Baru Pertanian

Sektor pertanian menjadi bagian penting dalam kehidupan bangsa.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Gita Amanda
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjadi pembicara dalam acara Masa Pengenalan Kampus Mahasiswa Baru ( MPKMB) Institut Pertanian Bogor (IPB), Selasa (14/8).
Foto: Melisa Riska Putri/REPUBLIKA
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjadi pembicara dalam acara Masa Pengenalan Kampus Mahasiswa Baru ( MPKMB) Institut Pertanian Bogor (IPB), Selasa (14/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Keberadaan inovasi baru dalam sektor pertanian terus didorong Kementerian Pertanian. Hal itu pun secara langsung diminta Menteri Pertanian kepada mahasiswa baru Institut Pertanian Bogor (IPB).

"Kita adalah agen perubahan," katanya saat di Gedung Graha Widya Wisuda IPB, Selasa (14/8).

Sektor pertanian menurutnya menjadi bagian penting dalam kehidupan bangsa, terutama pangan. Berbagai masalah pangan kerap terjadi di tengah pertumbuhan penduduk yang kian meningkat.

Menurut Amran, yang bisa mengubah dan mengatasi berbagai permasalahan pertanian adalah generasi muda dengan adanya penemuan baru. "Kami sudah buat regulasi, kalau melakukan penemuan baru tolong kirim ke Kementan untuk nantinya menerima royalti," ujarnya.

Ilmuwan Indonesia sendiri telah menghasilkan temuan benih unggul berupa benih padi IPB 3S. Benih tersebut memiliki produktivitas sebesar 13,4 ton per hektare. Angka ini cukup besar karena produktivitas padi biasa hanya mencapai enam ton per hektare. Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur, Sudarmadi bahkan telah menemukan mangga yang mampu panen setiap hari sepanjang tahun.

Sebagai negara besar, Amran optimis Indonesia bisa menjadi negara super power. Sektor pertanian diakui Amran adalah sektor yang cukup menjanjikan. Buktinya, dari 10 orang terkaya di Indonesia sebanyak 80 persennya adalah dari sektor pertanian di antaranya Djarum, Sinarmas Group dan Indofood.

Menteri asal Bone ini juga merupakan penemu pada sektor pertanian. Ia menemukan racun tikus yang diberi nama Tiran dan telah digunakan secara internasional.

Dalam kesempatan itu ia menyampaikan, telah bekerja sejak usia sembilan tahun untuk mencari makan. Terlahir dari keluarga miskin dan dengan didikan mandiri tersebut membuatnya berusaha untuk mengubah hidup.

"Kami lahir dalm keadaan miskin tapi jangan dikubur dalam keadaan miskin," tegasnya.

Pria yang pernah bekerja di PTPN XIV pada 1994 itu mengatakan, saat memulai usaha Tiran, ia meminjam  uang Rp 500 ribu pada 1989 namun bisa diubah menjadi tiga triliun rupiah dalam waktu delapan tahun. "Yakin, ikhlas, istiqhomah," katanya memberi motivasi kepada sekitar 4.000 mahasiswa baru IPB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement