Senin 13 Aug 2018 15:12 WIB

Menkeu: Indonesia Waspada Terkait Kondisi Ekonomi Turki

Situasi di Turki tak hanya menyangkut masalah finansial.

Menteri Keuangan Sri Mulyani
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Menteri Keuangan Sri Mulyani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai, dampak dari kekhawatiran krisis ekonomi Turki yang berakibat penurunan mata uang lira masih sebatas persepsi. Kementerian Keuangan akan terus berkoordinasi dengan BI dan OJK untuk menjaga stabilitas nilai rupiah.

"Kami harus waspada, terutama kalau pengaruhnya terhadap sentimen," kata Sri Mulyani ketika meninjau persiapan Asian Games 2018 di Terminal 3 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin.

Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu mengungkapkan, Kemenkeu akan memantau perkembangan ekonomi di Turki secara hati-hati.

Ia menjelaskan, situasi di Turki tidak hanya menyangkut masalah finansial, namun juga keamanan dan politik tingkat global. "Sebagai negara G20, tentu ini akan memberikan pengaruh terhadap ekonomi global. Walaupun ukurannya masih di bawah 1 triliun dolar AS, namun Turki posisi strategisnya besar," kata Sri Mulyani.

Baca juga, Erdogan: Jatuhnya Lira Merupakan Skenario Politik AS.

Mata uang lira jatuh lebih dari 40 persen tahun ini menyusul kekhawatiran peningkatan kontrol ekonomi oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan serta memburuknya hubungan dengan Amerika Serikat.

Sementara nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak melemah 157 poin menjadi Rp14.643 dibanding sebelumnya Rp14.486 per dolar AS.

Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, menyebutkan bahwa Turki terancam krisis keuangan.

"Nilai tukar lira Turki mencatatkan depresiasi tajam. Efek Turki ini dikawatirkan membuat mata uang dolar AS menguat dan sebaliknya merging markets lain termasuk rupiah akan melemah," kata dia.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebutkan jatuhnya mata uang Turki (lira) dipicu oleh perselisihan sengit dengan Amerika Serikat (AS). Ia mengatakan, itu merupakan skenario politik AS karena nilai tukar lira jatuh usai AS mengeluarkan sanksi politik.

"Tujuan operasi itu adalah untuk membuat Turki menyerah di semua bidang, dari keuangan hingga politik," kata Erdogan kepada para anggota partai yang berkuasa di kota Laut Hitam, Trabzon dilansir dari laman AFP News, Senin (13/8).

Menurut Erdogan, Turki saat ini sudah saatnya mencari pasar dan mitra baru. "Kami sekali lagi menghadapi plot politik, di bawah tangan. Dengan izin Tuhan kami akan mengatasi ini," tambahnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement