Senin 13 Aug 2018 12:27 WIB

Turki Siap Lawan Perang Ekonomi AS

Mata uang Turki merosot tajam ke titik terendah dalam sejarah.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Friska Yolanda
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Foto: PA-EFE/KAYHAN OZER
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki mengkiritk kebijakan Amerika Serikat (AS) untuk menggandakan tarif impor baja dan alumunium. Ankara menilai penerapan tarif ganda serta penurunan nilai mata uang negara itu sebagai perang ekonomi terhadap Turki.

Ankara menilai, kebijakan itu dibuat guna memaksa Turki menyerah di berbagai sisi mulai dari ekonomi hingga politik. Lebih jauh, penerapan tarif ganda itu dinilai dibuat agar negara dan bangsa Turki bertekuk lutut.

"Kami telah melihat permainan Anda dan kami siap mengikuti serta menantang kebijakan itu," kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan seperti diwartakan Hurriyet Daily News, Senin (13/8).

Erdogan selanjutnya menyamakan perang ekonomi itu dengan upaya kudeta gagal dua tahun lalu. Dia mengatakan, penerapan tarif ganda merupakan kelanjutan usaha AS untuk menjatuhkan pemerintahan di Turki melalui pintu ekonomi.

Baca juga, Erdogan: Turki Menjadi Target Perang Ekonomi

"Jika Anda menyuerang kami dengan dolar, kami akan mencari cara lain untuk menjalankan bisnis," katanya.

Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk melipatgandakan tarif terhadap impor aluminium dan baja dari Turki masing-masing sebesar 20 persen dan 50 persen. Keputusan itu sempat menurunkan nilai mata uang Turki, Lira hingga dari 6,6 per dolar. Nilai itu sekaligus menjadi titik terendah dalam sejarah terhadap mata uang asing.

Sementara, hubungan AS dan Turki diketahui tengah berada dalam kondisi yang kurang harmonis. Turki Belakangan, tensi kedua negara kembali meningkat menyusul penahanan seorang pastur asal AS Andrew Brunson.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement