Sabtu 11 Aug 2018 17:57 WIB

BI Bantu Bangun Bak Penampung Air di Raja Ampat

Dengan kapasitas 10 ribu liter, diharapkan memperlancar penyaluran air untuk turis.

Rep: Teguh Firmansyah/ Red: Friska Yolanda
Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng menyerahkan bantuan pembangunan penampungan bak air bersih di Homestay Piaynemo di Raja Ampat, Papua Barat, Sabtu (11/8).
Foto: Republika/Teguh Firmansyah
Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng menyerahkan bantuan pembangunan penampungan bak air bersih di Homestay Piaynemo di Raja Ampat, Papua Barat, Sabtu (11/8).

REPUBLIKA.CO.ID, RAJA AMPAT -- Bank Indonesia menyerahkan bantuan bak penampung akhir untuk homestay atau rumah penginapan di Piaynemo, Raja Ampat, Papua Barat. Bantuan ini diberikan sebagai bagian program sosial Bank Indonesia guna mendongkrak pariwisata di Raja Ampat.

"Mudah-mudahan tempat penampungan air bersih ini cukup membantu," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia, Sugeng ditemui di lokasi, Sabtu (11/8). 

Bak penampung air tersebut berada di atas bukit. Untuk menuju ke sana perlu naik sampan agar jarak tempuh lebih singkat. Kapasitas penampungan sebanyak 10 ribu liter. Dengan kapasitas tersebut diharapkan semakin memperlancar penyaluran air bersih untuk turis lokal, asing atau warga yang membutuhkan air.

Kepala BI Provinsi Papua Barat Donny Heatubun mengungkapkan, penyerahan bantuan sosial Bank Indonesia pada tahun ini sebetulnya yang kedua. Pada awal tahun kemarin, BI juga membantu pembangunan perpustakaan sekolah.

photo
Elly, menunjukkan bak penampung air bantuan dari Bank Indonesia.

Program bak penampung air itu, lanjut Donny, sudah diusulkan oleh pengelola homestay sejak April lalu. Kemudian BI perwakilan Papua Barat langsung memprosesnya. "Kita follow up Juni, lalu Juli sudah mulai dibangun," ujarnya.

Donny mengungkapkan, salah satu kendala dari pembangunan bak penampung air ini adalah masalah distribusi logistik. Logistik perlu didatangkan dari Kota Waisai. Jarak tempuh Waisai ke Piaynemo bisa sampai dua jam dengan menggunakan speedboat. Ada juga sejumlah bahan yang didatangkan dari Sorong.

Elly, pimpinan kelompok homestay di Piaynemo mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan. Ia yakin bak penampung air akan berguna. 

Selama ini, kata Elly, pihak homestay sebenarnya sudah memiliki bak penampung. Namun, kapasitas penampungannya tak terlalu besar.

Rencananya bak-bak penampung itu akan dipindahkan ke atas bukit dekat dengan bak penampung air yang sebentar lagi akan selesai ini. "Nanti akan kami sambungkan pipa, karena sumber air tawarnya dari atas bukit sana," ujar Elly.

Dari pantauan Republika.co.id, ada dua bak penampung lama yang masing ukuran 500 militer. Bak itu terletak di pesisir pantai dan disambung dengan menggunakan pipa.

Sementara itu, Sugeng menambahkan, lokasi pariwisata Raja Ampat ini mengalahkan destinasi wisata negara lain yang pernah ia kunjungi. "Suatu wilayah yang cantik, kami sudah ke beberapa negara, tapi sepertinya tak ada bandingannya, airnya jernih sekali," kata Sugeng.

Supaya turis betah, Sugeng mengingatkan, agar faktor kebersihan dijaga betul. Pengelola harus mempunyai aturan supaya tempat ini tetap terlihat asri. "Jadi nanti kurang menarik, harus buat aturan kebersihan," katanya.

Untuk penginapan di Piaynemo, Elly dan kelompoknya mengenakan tarif Rp 500 ribu per hari bagi turis. Jumlah itu sudah termasuk makan tiga kali.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement