Sabtu 11 Aug 2018 16:01 WIB

Kemlu Cina: Bisnis dengan Iran tak Merugikan Negara Lain

Impor minyak Cina dari Iran 650 ribu barel per hari.

Ilustrasi kilang minyak
Foto: AP Photo/J David Ake
Ilustrasi kilang minyak

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Bisnis energi Cina dan Iran tidak akan mengganggu bisnisnya dengan negara lain. Hal tersebut disampaikan menteri luar negeri Cina setelah ancaman Amerika Serikat (AS) terhadap negara-negara yang masih berbisnis energi dengan Iran.

Cina telah membela hubungan komersialnya dengan Iran secara terbuka dan transparan. Hal ini dilakukan meskipun AS telah melancarkan sanksi kepada Iran.

Dalam pernyataan yang dirilis Jumat (9/8) malam, kementerian luar negeri Cina mengulangi penentangannya terhadap sanksi sepihak tersebut. Kementerian menyebut sanksi tersebut sebagai yurisdiksi laras panjang.

"Untuk waktu yang lama, Iran dan Cina telah memiliki kerja sama komersial yang terbuka, transparan dan normal di bidang bisnis, perdagangan dan energi," tulis pernyataan kementerian.

Baca juga, Harga Minyak Naik Dipicu Sanksi terhadap Iran

Menurutnya, bisnis ini tidak melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB ataupun kewajiban internasional Cina. "Tidak juga merugikan kepentingan negara lain, harus dihormati dan dilindungi," lanjut pernyataan kementerian.

Pernyataan itu mengatakan, menerapkan sanksi dengan sedikit mengancam tidak akan menyelesaikan masalah. Menurut Cina, hanya dialog dan negosiasi yang dapat menyelesaikan persoalan tersebut.

Cina merupakan pelanggan minyak Iran terbesar, yaitu sekitar 650 ribu barel minyak mentah per hari. Impor ini pada tingkat pasar bernilai 15 miliar dolar per tahun.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement