REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis dan Chief Market Strategist FXTM Hussein Sayed mengatakan, tujuan mengurangi utang Amerika Serikat (AS) melalui penerapan tarif biaya masuk atau impor yang diberlakukan terhadap Cina tidak akan tercapai secara substansial. Sebagian besar tarif justru akan dibayar oleh konsumen AS sendiri.
Tarif sejauh ini dibebankan pada sekitar 85 miliar dolar AS barang impor. Dengan asumsi tarif 25 persen, ini akan menghasilkan 21.25 miliar dolar AS. Nominal tersebut adalah 1,33 persen dari utang tambahan dolar AS yang telah diakumulasikan Presiden AS Donald Trump sejak menjabat pada 2017. Jumlah itu hanya 0,1 persen dari total utang saat ini, yaitu 21 triliun dolar AS.
"Jadi, tampaknya tarif yang diberlakukan tidak akan mengurangi utang Amerika secara substansial," ujarnya melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (7/8).
Hussein juga menduga, indeks harga konsumen (IHK) akan mulai merefleksikan kenaikan harga, terutama apabila pemerintahan Trump memberlakukan tarif tambahan terhadap 200 miliar dolar AS barang dari China. Kenaikan inflasi akan mengakibatkan kenaikan suku bunga AS, kemudian meningkatkan biaya kredit dan biaya pembayaran utang.
Baca juga, Indonesia Manfaatkan Perang Dagang AS-Cina Dongkrak Ekspor
Beberapa perusahaan AS telah memangkas proyeksi laba karena tarif ini. Termasuk di antaranya produsen mobil, di mana saham GM, Ford, dan Fiat Chrysler merosot tajam setelah mengumumkan kinerja perusahaan. Perusahaan AS lainnya yang terkena dampak dari perang dagang global Trump antara lain Tyson Foods, Harley Davidson, United Technologies, Caterpillar, dan Coca-Cola serta banyak perusahaan lainnya.
Potensi risiko besar berikutnya adalah pemilu paruh waktu AS di bulan November. Hussein menduga, ada kemungkinan besar Partai Demokrat akan mengambil alih Kongres AS dan mengakhiri kendali Partai Republik saat ini. "Ini bukan berita bagus untuk saham, dan saya menduga akan melihat rotasi ke saham non-siklikal dan peningkatan kas di portofolio investor," tuturnya.
Sebelumnya, ketegangan dagang yang semakin menjadi antara AS dan Cina tetap menjadi topik terpanas di pasar finansial. Presiden Trump sepertinya merayakan kemenangan atas pertarungan pertama di perang dagang, dengan membuat cicitan yang mengatakan 'tarif bekerja dengan sangat baik' pada Ahad (5/8).
Trump yakin, tarif terhadap Cina akan membantu AS untuk mulai mengurangi utang yang luar biasa besar yang menumpuk selama pemerintahan Barack Obama. Trump juga menyebutkan, ekuitas Cina merosot tajam sebagai bukti bahwa tarif bekerja sesuai harapan.