Ahad 05 Aug 2018 22:00 WIB

Kemenhub Minta Syahbandar Tetap Pantau Pelayaran

Tsunami berskala rendah sudah tejadi di empat titik di Lombok.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Pasien di RS Grha Ultima, Mataram, dirawat di luar RS karena gempa.
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Pasien di RS Grha Ultima, Mataram, dirawat di luar RS karena gempa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta Kantor Keyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) di Lombok dan bali tetap memantau kondisi pelayaran pascagempa. Sebelumnya, gempa berkekuatan 7 Skala Richter (SR) berpotensi tsunami terjadi di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan pemberitahuan dini potensi tsunami sudah dicabut. Meskipun begitu tsunami berskala rendah sudah tejadi di empat titik di Lombok. 

Mengenai kondisi tersebut, Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Agus Purnomo meminta KSOP tetap waspada. "Kawan-kawan (KSOP) mengatur kebernagkatan dan sandar kapal untuk menjaga keselamatan," kata Agus kepada Republika.co.id, Ahad (5/8) malam. 

Baca juga, Bandara Lombok dan Bali Kembali Beroperasi Normal

Sementara itu, Kepala Bagian Organisasi dan Humas Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub Gus Rional sejak gempa terjadi hingga saat ini belum ada imbauan apapun dari Kemenhub. Terutama, terkait larangan pelayaran pascagempa. 

Hanya saja, Rional memastikan semua pihak terkait tetap waspada untuk memantau kondisi pascagempa. "Semua kepala KSOP untuk waspada dan memantau situasi terutama di daerah tersebut (Lombok)," ujar Rional. 

BMKG resmi menguumumkan pencabutan peringatan dini tsunami pascagempa di Lombok Barat NTB. Meskipun begitu sudah terjadi beberapa tsunami kecil di Carik, Badas, dan lembar yang ketinggiannya di bawah 15 cm. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement