Sabtu 04 Aug 2018 13:05 WIB

Akseleran Targetkan Pembiayaan Rp 1 Triliun pada 2019

80 persen pembiayaan disalurkan lewat pinjaman berbasis tagihan.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolanda
Perajin bahan sepatu, Mukhtar (65), menghaluskan bahan baku pembuatan sandal wedges di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (8/11). Kerajinan berbahan baku dari kayu sengon dan dibandrol dengan harga Rp16 ribu per pasang tersebut dibuat untuk memenuhi permintaan UMKM perajin sepatu wedges yang ada di Tangerang, Bogor, dan Bekasi.
Foto: Muhammad Iqbal/Antara
Perajin bahan sepatu, Mukhtar (65), menghaluskan bahan baku pembuatan sandal wedges di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (8/11). Kerajinan berbahan baku dari kayu sengon dan dibandrol dengan harga Rp16 ribu per pasang tersebut dibuat untuk memenuhi permintaan UMKM perajin sepatu wedges yang ada di Tangerang, Bogor, dan Bekasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski belum genap setahun, perusahaan financial technology (fintech) PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia telah menyalurkan pembiayaan lebih dari Rp 80 miliar hingga Juli 2018. Akseleran menargetkan, hingga akhir tahun ini bisa mencapai total pembiayaan sebesar Rp 200 miliar. 

Co Founder and Chief Executive Officer Akseleran Ivan Nikolas Tambunan menyatakan, perusahaan juga menargetkan pembiayaan tembus Rp 1 triliun pada akhir 2019. "Paling tidak mencapai Rp 800 miliar di akhir 2019 tapi inginnya sampai Rp 1 triliun," ujarnya saat ditemui di Republika di kantornya di Jakarta, akhir pekan ini.

Ivan mengatakan, Akseleran menghubungkan para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) menengah atas dengan investor lewat penyaluran pembiayaan. Sebanyak 80 persen pembiayaan disalurkan lewat pinjaman berbasis tagihan. 

Proses pengajuan pinjaman di Akseleran sekitar tiga sampai tujuh hari kerja untuk pinjaman pertama. Pinjaman berikutnya atau repeat bisa diproses dalam sehari. 

Baca juga, Fintech Akseleran Salurkan Pembiayaan Rp 80 Miliar

Meski tidak menyasar sektor tertentu, saat ini pembiayaan kebanyakan disalurkan ke sektor yang memiliki tagihan. Di antaranya konstruksi dan infrastruktur, usaha kreatif, konsultan, serta usaha ritel.

"Kontraktor atau supplier tetap paling dominan karena mereka setelah ditunjuk dibayarnya belakangan. Misalnya mereka sudah ditunjuk Wijaya Karya untuk bangun jalan lalu perlu modal kerja, itu bisa bawa ke kita kontraknya," jelas Ivan.

Perlu diketahui, plafon Akseleran per pinjaman berkisar dari Rp 75 juta hingga Rp 2 miliar. Saat ini rata-rata UKM meminjam sebesar Rp 500 juta. 

"Kita sudah salurkan ke lebih dari 150 UKM. Targetnya sampai akhir 2018, bisa salurkan ke sekitar 400 UKM tapi kan ada yang repeat (pinjam ulang) maka mungkin 200 sampai 300 UKM," tegas Ivan. 

Sebagai informasi, saat ini Akseleran telah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan begitu Ivan memastikan layanan keuangannya aman sekaligus prudent. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement