REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan pertemuan dengan PT Bio Farma dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk membahas vaksin Measles Rubella (MR) di Kantor MUI pusat pada Jumat (3/8). Vaksin MR yang belum terjamin kehalalannya tersebut diproduksi oleh Serum Institute of India (SII) di India.
Direktur Utama PT Bio Farma, Rahman Rustam mengatakan, sekarang Bio Farma masih dalam tahap riset pengembangan membuat vaksin MR. Riset pengembangan pembuatan vaksin MR tahap awal mungkin akan selesai di tahun 2020. Selesai secara keseluruhan ditargetkan beres di tahun 2024.
"Nah kami konsen terhadap isu halal dengan menggunakan bahan-bahan non-animal origin (untuk pembuatan vaksin MR), tetapi ketika negara kita, pemerintah kita membutuhkan, segera sebelum produknya siap, kita cari partner," kata Rahman kepada Republika.co.id usai pertemuan di Kantor MUI pusat, Jumat (3/8).
Ia menerangkan, ada beberapa partner untuk membuat vaksin MR. Produsen vaksin MR yang kapasitas produksinya besar ada di Cina dan India. Vaksin MR yang diproduksi SII di India sudah diakui Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO). Vaksin MR yang diproduksi SII juga sudah diaudit quality safety.
Rahman menyampaikan, karena Bio Farma juga konsen terhadap isu halal, maka Bio Farma pada tahun lalu meminta SII menyiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk sertifikasi halal vaksin MR. Hal ini membutuhkan waktu karena masalahnya kompleks. Bio Farma juga terus mendorong agar SII segera menyiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk sertifikasi halal vaksin MR.
"Kita terus intens kepada mereka untuk segera menyiapkan, tetapi karena memang pemahaman dari negara lain tentang isu halal ini masih tidak sebesar di kita itu berjalannya tidak cepat," ujarnya.
Rahman juga mengatakan, vaksin MR dari India sudah digunakan di 141 negara karena sudah diakui WHO. Vaksin MR tersebut juga digunakan di negara-negara Islam seperti Arab Saudi. Hal inilah yang menjadi dasar bagi Bio Farma untuk menggunakan vaksin MR dari India.
Ia menegaskan, Bio Farma konsen terhadap penerapan Undang-undang Jaminan Produk Halal (UU JPH). Bio Farma sendiri sudah mulai menyiapkan dokumen-dokumen produk yang yang akan didaftarkan untuk mendapat sertifikasi halal. Pemahaman Bio Farma tentang halal akan ditularkan ke produsen vaksin MR.
"Tim kami sudah datang ke India untuk sharing tentang pemahaman halal assurance system, tim kita sudah ke sana, tim kita sudah sepakat membentuk tim kemudian masih proses penyiapannya di sana," ujarnya.