Jumat 03 Aug 2018 17:48 WIB

KTNA akan Rancang Teknis Penggunaan Mobil Pengering Jagung

Pengaturan ini termasuk jadwal tanam setiap kelompok tani di satu kecamatan.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Kementerian Pertanian (Kementan) bekerja sama dengan PT Charoen Pokphand Indonesia merilis mobil pengering jagung atau mobile corn dryer di Gedung Kementan, Jakarta, Jumat (3/8). Inovasi ini diharapkan dapat menjadi bagian dari solusi dalam mengatasi kesulitan mengeringkan jagung, terutama pada musim hujan.
Foto: Republika/Adinda Pryanka
Kementerian Pertanian (Kementan) bekerja sama dengan PT Charoen Pokphand Indonesia merilis mobil pengering jagung atau mobile corn dryer di Gedung Kementan, Jakarta, Jumat (3/8). Inovasi ini diharapkan dapat menjadi bagian dari solusi dalam mengatasi kesulitan mengeringkan jagung, terutama pada musim hujan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Thohir menjelaskan, pihaknya akan segera merancang teknis penggunaan mobil pengering jagung atau mobile corn dryer di lapangan. Hal ini bertujuan agar semua kelompok petani yang dituju bisa memanfaatkan teknologi ini secara bergantian dan adil. 

KTNA akan membantu pembuatan pola tanam di setiap kelompok tani di satu kecamatan, termasuk di antaranya terkait jadwal tanam yang biasanya tidak pernah diatur. "Jeda jadwal tanamnya nggak jauh beda. Cukup tiga sampai lima hari," ucap Winarno saat ditemui di gedung Kementerian Pertanian, Jumat (3/8).

Dengan jadwal tanam yang berbeda, panen jagung tiap kelompok tani dalam kecamatan pun tidak akan serentak. Jadinya, mereka dapat memanfaatkan mobil pengering jagung secara bergantian dan adil. 

Winarno menambahkan, KTNA juga akan membuat jadwal dengan penyuluh terkait waktu penggunaan mobil tiap kelompok. "Petani yang ingin menggunakan fasilitas ini, harus mengikuti jadwal yang sudah ditentukan," ujarnya.

Baca juga, Mobil Pengering Jagung, Inovasi Persoalan Pascapanen

Sesuai dengan namanya, mesin pengering jagung yang diinisiasi PT Charoen Pokphand Indonesia ini memiliki bentuk layaknya mobil. Mesin dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain atau jemput bola untuk memenuhi kebutuhan para petani jagung. Kapasitas mesin mencapai satu ton per jam dengan durasi pemakaian maksimal hingga 20 jam per hari. 

Winarno optimistis, perawatan mobil pengering jagung ini tidak akan membutuhkan tenaga dan waktu khusus. Terlebih, selama ini para petani sudah terbiasa menggunakan mesin solar yang dipakai di pompa-pompa air. 

Setiap petani yang menggunakan mesin pengering, akan dikenakan biaya. Namun, Winarno masih belum memperhitungkan nominal pasti karena harus dikoordinasikan lagi dengan pihak lain. "Pastinya, lebih murah dari mesin saat ini," ujarnya. 

Winarno menuturkan, biaya yang ditarik dari petani ini akan digunakan untuk pemeliharaan mesin. Sebab, jika tidak diberlakukan biaya, ia cemas mesin tidak bisa bertahan dalam jangka waktu panjang. 

Dari beberapa wilayah, Winarno menunjuk empat daerah yang seharusnya menjadi prioritas distribusi mesin pengering jagung. Empat daerah itu adalah Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, dan Gorontalo. Sebab, daerah ini menjadi sentra produksi jagung. 

Kementerian Pertanian (Kementan) bekerja sama dengan PT Charoen Pokphand Indonesia merilis mobil pengering jagung di gedung Kementan. Inovasi ini diharapkan dapat menjadi bagian dari solusi dalam mengatasi kesulitan mengeringkan jagung, terutama pada musim hujan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement