Jumat 03 Aug 2018 13:49 WIB

KTNA: Mobil Pengering Jagung akan Bantu Petani

Mobil pengering mengurangi persentase jagung tercecer.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Kementerian Pertanian (Kementan) bekerja sama dengan PT Charoen Pokphand Indonesia merilis mobil pengering jagung atau mobile corn dryer di Gedung Kementan, Jakarta, Jumat (3/8). Inovasi ini diharapkan dapat menjadi bagian dari solusi dalam mengatasi kesulitan mengeringkan jagung, terutama pada musim hujan.
Foto: Republika/Adinda Pryanka
Kementerian Pertanian (Kementan) bekerja sama dengan PT Charoen Pokphand Indonesia merilis mobil pengering jagung atau mobile corn dryer di Gedung Kementan, Jakarta, Jumat (3/8). Inovasi ini diharapkan dapat menjadi bagian dari solusi dalam mengatasi kesulitan mengeringkan jagung, terutama pada musim hujan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Thohir antusias dalam menyambut inovasi pengering jagung bergerak atau mobile corn dryer yang baru dirilis di Gedung Kementerian Pertanian, Jumat (3/8). Inovasi ini sudah lama ditunggu para petani mengingat permasalahan produk yang jelek saat musim hujan sudah menjadi isu lama. 

Kementerian Pertanian (Kementan) bekerja sama dengan PT Charoen Pokphand Indonesia dalam mengembangkan inovasi ini. Menurut Winarno, skala mobil sudah sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan petani. "Dengan kapasitas satu ton per jam, petani kecil jadi bisa langsung mengeringkan jagung," ucapnya saat ditemui usai peluncuran mobil pengering jagung. 

Winarno menjelaskan, selama ini, beberapa petani jagung di Indonesia sudah menggunakan mesin pengering dari integrator yang berkapasitas 30 ton per tiga sampai lima jam. Tapi, cakupannya hanya menjangkau sekitar 60 sampai 70 persen petani. Sementara itu, sisanya masih memanfaatkan sinar matahari sebagai pengering alami. 

Baca juga, Indonesia Dinilai tak Perlu Impor Benih Jagung

Mobil pengering jagung akan membantu dalam efisiensi waktu para petani, terutama mereka yang masih menjemur di bawah sinar matahari. Hasil pengeringan pun lebih maksimal karena panasnya cenderung merata di semua hasil panen. 

Winarno memperkirakan, biaya produksi juga bisa ditekan dengan keberadaan inovasi ini karna biaya yang ditarik lebih rendah dibandingkan menggunakan mesin biasa. "Kalau misalnya petani ditarik Rp 150 sampai Rp 200 per kilogram, dengan mesin ini bisa diturunkan jadi Rp 100," tuturnya. 

Tidak kalah penting, mobil pengering jagung juga bisa mengurangi butir yang tercecer karena sudah terkumpul dalam karung. Winarno mencatat, rata-rata butir jagung yang tercecer ketika digelar di jalan raya mencapai di atas 10 persen dari total panen. 

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan I Ketut Diarmita mengatakan, penyebaran mobil ini akan diprioritaskan ke tiga daerah sentra pertanian jagung, yakni Lampung, Gorontalo dan NTB. "Semakin cepat akan semakin baik," ujarnya.

Diarmita menilai, keberadaan mobil pengering akan menjadi solusi terbaik untuk permasalahan pasca panen. Tidak lagi ada alasan karena hujan, jumlah panen turun maupun harga dari petani terlalu rendah sehingga mereka merugi. 

photo
Mobil pengering jagung

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement