Jumat 03 Aug 2018 10:59 WIB

PLTU Masih Relevan Digunakan Hingga Tahun 2040

Harga listrik PLTU lebih murah dibandingkan pembangkit dari renewable energy

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
PLTU
PLTU

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pihak swasta meyakini keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) masih akan relevan digunakan hingga tahun 2040 karena selama 22 tahun ini, pembangkit listrik dari energi baru terbarukan masih sulit diaplikasikan secara masif. Selain karena harga listrik renewable energy masih jauh lebih mahal dibandingkan PLTU, tak semua daerah punya potensi pemanfaatan energi terbarukan.

Presiden Direktur Cirebon Power Heru Dewanto mengatakan, teknologi PLTU akan lebih canggih, beberapa tahun ke depan. Hal itu dapat menimbulkan efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan saat ini.

“Dalam beberapa tahun ke depan, akan lebih banyak penggunaan PLTU ultra super critical, bahkan advance ultra supercritical. Pressure nya lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan efisiensi. Ke depan, harga listrik bisa lebih murah,” ujar Heru, Jumat (2/8).

Baca juga, EBT Kurang Populer di Indonesia

Dengan semakin efisien, maka harga jual listrik bisa lebih murah. Sehingga harga listrik di tingkat konsumsi masyarakat juga lebih murah.

Selain itu, ini juga sejalan dengan program pemerintah yang tidak ingin membenani APBN karena menambah subsidi listrik. Pemerintah ataupun masyarakat tidak perlu khawatir dengan dampak lingkungan yang dihasilkan oleh PLTU.

Semakin canggih PLTU, maka polusi yang dihasilkan juga semakin murah. “Memang investasinya lebih mahal. Tapi bisa menghasilkan lebih sedikit emisi. Ke depannya, harga listrik bisa lebih murah,” katanya.

Di sisi lain, pembangkit batu bara juga menghadapi tantangan secara pembiayaan karena semakin sedikit perbankan yang bersedia membiayai pembangkit berbahan baku batubara. Karena itu, peralihan teknologi dan inovasi pembangkit adalah sebuah keharusan.

Baca juga, Jonan: Jokowi Minta Kewajiban DMO Batu Bara tak Dicabut

“Memang sekarang pendanaan pembangkit batu bara semakin sulit, hanya tinggal Jepang, Korea dan China yang mau memberikan pembiayaan, itupun dengan syarat menggunakan teknologi batubara bersih” ujar Heru.

Menurut Heru, situasi iklim industri ketenagalistrikan beberapa tahun ke depan juga akan semakin kompetitif. Tetapi pada 2040, investasi renewable energy juga akan lebih murah. Pada tahun itu, harga listrik energi baru terbarukan akan sama dengan harga jual listrik PLTU.

“Pada 2040, kita semua akan beralih ke penggunaan renewable energy. Itu menurut hasil penelitian Bloomberg,” katanya.

Cirebon Power sendiri telah menjadi PLTU pelopor energi bersih. PLTU Cirebon merupakan salah satu pembangkit listrik batu bara yang pertama kali menggunakan teknologi ultra super critical.

Teknologi ini lebih ramah lingkungan dan lebih efisien dibandingkan dengan PLTU yang biasa digunakan saat ini. Cirebon Power juga akan menjadi pelopor digitalisasi pembangkit listrik demi meningkatkan efisiensi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement