Jumat 03 Aug 2018 10:23 WIB

Koperasi akan Didorong untuk Kelola Desa Wisata

Saat ini Kemenkop UKM sedang mengembangkan model desa wisata yang dikelola koperasi

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Sejumlah wisatawan mengunjungi Desa Adat Penglipuran di Kubu, Kabupaten Bangli, Bali, Kamis (19/7).
Foto: ANTARA FOTO
Sejumlah wisatawan mengunjungi Desa Adat Penglipuran di Kubu, Kabupaten Bangli, Bali, Kamis (19/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengelolaan bisnis wisata yang didominasi swasta dinilai belum maksimal mendatangkan nilai tambah bagi masyarakat sekitar. Kementerian Koperasi dan UKM pun mmeinta adanya keterlibatan koperasi mengelola dan mengembangkan destinasi pariwisata.

“Yang kita inginkan untuk dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat melalui desa wisata,” kata Asdep Industri dan Jasa Kemenkop dan UKM Ari Anindya Hartika di sela Focus Group Discussion (FGD) Pengelolaan Pariwisata Oleh Koperasi Dalam Mendukung Pengembangan Destinasi Wisata di Jakarta, Kamis (2/8).

Saat ini Kemenkop UKM tengah mengembangkan model desa wisata yang dikelola oleh koperasi. Desa wisata yang dibina yaitu Kabupaten Samosir di Sumatera Utara, Desa Sesaot dan Desa Banyumulek di Nusa Tenggara Barat (NTB), Taman Laut 17 Pulau Kabupaten Ngada dan Pulau Komodo Kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur (NTT), Kampung Mempura di Riau, Danau Lut Tawar di Aceh Tengah, serta Candi Borobudur di Magelang.

“Koperasi ada sebagai pengelola desa wisata ada yang cukup bagus, kita arahkan silahkan mereka membentuk koperasi itu lebih bagus, kalaupun tidak ya asal itu dapat memberikan nilai tambah bagi mereka itu yang kita inginkan,” katanya.

Direktur Industri, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bappenas Leonardo Teguh Sambodo mengatakan, ada dua jenis kelembagaan yang paling memungkinkan untuk pengembangan desa wisata. Selain koperasi, ada pula Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), sebuah lembaga usaha desa yang dikelola oleh pemerintah desa juga masyarakatnya.

Khusus untuk koperasi diakui Teguh memiliki peran yang sangat besar. Potensi koperasi mengembangkan pariwisata sangat besar karena bukan saja menciptakan nilai tambah, tapi juga koperasi yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan.

"Jadi kaki koperasi itu ada dua, ada di segi ekonomi dan sosial,” kata dia. Namun koperasi dituntut harus bisa berinovasi dalam menjalankan kegiatan usahanya baik dari segi kelembagaan, maupun organisasi, serta harus mampu melihat peluang pasar agar tetap berkelanjutan.

Sementara itu, dalam upaya percepatan pembangunan dan pengelolaan pariwisata Asdep Perniagaan, Kewirausahaan, dan Ketenagakerjaan Setkab Roby Arya Brata menginginkan agar seluruh kegiatan yang mendukung pemberdayaan UMKM sektor pariwisata pada tahun depan difokuskan di 10 destinasi wisata unggulan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement