REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (1/8) pagi bergerak melemah sebesar 20 poin. Rupiah melemah menjadi Rp 14.433 dibanding posisi sebelumnya Rp 14.413 per dolar AS.
Kepala riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, mengatakan bahwa outlook kenaikan suku bunga the Fed menjadi salah satu faktor yang menahan laju mata uang di negara berkembang, termasuk rupiah. "Penguatan dolar AS karena outlook kenaikan suku bunga the Fed. The Fed diperkirakan masih dalam alur kebijakannya," katanya di Jakarta, Rabu (1/8).
Ia menambahkan, sentimen mengenai ekonomi Amerika Serikat yang berakselerasi sesuai perkiraan di kuartal kedua, turut mendukung kemungkinan untuk the Fed guna menaikkan suku bunga secara bertahap. Ia mengemukakan, produk domestik bruto (PDB) AS tumbuh 4,1 persen di kuartal kedua, menjadi tingkat pertumbuhan tercepat sejak kuartal ketiga 2014 lalu.
Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong, mengatakan bahwa sentimen eksternal masih cenderung mendominasi bagi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. "Potensi kenaikan suku bunga the Fed menahan pelaku pasar untuk masuk ke dalam aset negara berkembang," katanya.