Selasa 31 Jul 2018 16:31 WIB

Laba BCA Syariah Tumbuh 25 Persen pada Semester I 2018

Aset BCA Syariah pada semeser I 2018 tercatat sebesar Rp 6,4 triliun.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Teguh Firmansyah
Penambahan Jaringan Kantor Baru. Petugas melayani transaksi nasabah di kantor layanan BCA Syariah, Jakarta, Selasa (13/2).
Foto: Republika/ Wihdan
Penambahan Jaringan Kantor Baru. Petugas melayani transaksi nasabah di kantor layanan BCA Syariah, Jakarta, Selasa (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) mencatat pertumbuhan laba, aset, pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK) sebesar dua digit pada semeser I 2018 usai proses audit. Hal tersebut sejalan dengan pertumbuhan kinerja perbankan syariah hingga April 2018 yang juga tumbuh dua digit.

Presiden Direktur BCA Syariah John Kosasih mengatakan, aset BCA Syariah pada semeser I 2018 tercatat sebesar Rp 6,4 triliun atau tumbuh 18,6 persen secara year on year (yoy) dibandingkan periode tahun sebelumnya yang sebesar Rp 5,4 triliun.

"Pertumbuhan aset BCA Syariah salah satunya didukung oleh peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp 5,2 triliun atau tumbuh sebesar 21,8 persen dibandingkan posisi Juni 2107 sebesar Rp 4,2 triliun," kata John Kosasih dalam acara Paparan Kinerja Semester I 2018 di Kantor Pusat BCA Syariah, Jakarta, Selasa (31/7).

Laba perusahaan pada pertengahan tahun ini tercatat senilai Rp 25 miliar meningkat sebesar 25 persen (yoy) dibandingkan laba per Juni 2017 yang sebesar Rp 20,13 miliar. Salah satu penopang laba berasal dari pertumbuhan pembiayaan yang sebesar 21,3 persen menjadi Rp 4,7 triliun (yoy). "Penyaluran pembiayaan masih fokus pada sektor produktif khususnya segmen komersial diikuti oleh UMKM dan sektor Konsumer," kata John.

John memprediksi kinerja perusahaan pada kuartal II 2018 berpotensi semakin baik. Hal tersebut didukung adanya perkiraan tingginya permintaan menyusul pelaksanaan kegiatan Asian Games dan menjelang Pemilu 2019. Penyaluran pembiayaan yang berkualitas diharapkan dapat mendorong kenaikan laba bersih.

"Kalau kita bagus pertumbuhan tahun ini dampaknya akan terasa di tahun berikutnya profitnya full. Pertumbuhan profit tahun ini di drive dari pembiayaan tahun-tahun sebelumnya," ungkap John.

Baca juga, Kinerja BCA Syariah Tumbuh di Atas 21 Persen.

Kualitas pembiayaan yang tercermin dari rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF) berada pada level rendah yakni NPF Gross 0,73 persen dan NPF Nett 0,31 persen. Menurut John, BCA Syariah konsisten menerapkan tata kelola perusahaan yang baik dan prudential banking practice sehingga dapat mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan stabil.

Dia menambahkan, dalam menerapkan strategi yang tepat untuk mendukung pertumbuhan perusahaan, BCA Syariah mempertimbangkan berbagai faktor di antaranya kondisi perekonomian global, situasi perbankan Indonesia dan asumsi pertumbuhan yang disampaikan oleh Regulator.

BCA Syariah menargetkan pertumbuhan pembiayaan dan DPK di kisaran 15-20 persen hingga akhir tahun 2018. Pertumbuhan aset ditargetkan sebesar 10-15 persen, sedangkan pertumbuhan laba ditargetkan sebesar 20 persen.

BCA Syariah melakukan inisiatif pengembangan dari berbagai aspek di antaranya, pengembangan delivery channel berupa perluasan jaringan cabang di wilayah Sumatra dan Jawa, pengembangan fasilitas e-channel melalui penambahan futur mobile dan internet banking, dan melakukan kerjasama strategis dengan berbagai instansi/lembaga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement