Selasa 31 Jul 2018 13:54 WIB

Laba Bersih BRI Tumbuh 11 Persen

Kinerja bisnis itu ditunjang juga oleh peningkatan efisiensi operasional perusahaan.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Gita Amanda
Direktur Keuangan Haru Koesmahargyo kepada wartawan di Gedung BRI, menyampaikan laporan kinerja BRI.
Foto: BRI
Direktur Keuangan Haru Koesmahargyo kepada wartawan di Gedung BRI, menyampaikan laporan kinerja BRI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laba bersih PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) tumbuh 11 persen year on year (yoy) pada semester I 2018 atau sebesar Rp 14,9 triliun. Aset perseroan hingga semester pertama tahun ini juga masih positif. Dengan kenaikan sebesar 12,3 persen yoy menjadi Rp 1.153,2 triliun. 

"Faktor penopang laba BRI tersebut yakni penyaluran kredit yang tumbuh 15,5 persen yoy. Dengan begitu sebesar Rp 794,3 triliun," ujar Direktur Keuangan Haru Koesmahargyo kepada wartawan di Gedung BRI, Jakarta, Selasa, (31/7).

Tidak hanya itu, kata dia, Dana Pihak Ketiga (DPK) bank berpelat merah ini tumbuh pula sebesar 9,11 persen ke posisi Rp 838 triliun di semester pertama 2018. Sebelumnya pada periode sama 2017 sebesar Rp 768 triliun. 

"Kinerja bisnis itu ditunjang juga oleh peningkatan efisiensi operasional perusahaan. rasio BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional) BRI di akhir Juni 2018 tercatat sebesar 72 persen. Lebih rendah dibandingkan BOPO di Juni 2017 yakni 73,4 persen," tuturnya. 

Dengan fundamental kinerja kuat, kata dia, BRI optimis mampu mencapai berbagai target di akhir tahun. "Target laba kita sekitar 10 sampai 11 persen," tambah Direktur Utama BRI Suprajarto pada kesempatan serupa.

Lebih lanjut, kata dia, BRI telah merevisi target pertumbuhan kreditnya menjadi 14 persen. Sebelumnya di awal tahun hanya 11 sampai 12 persen. "Alhamdulillah pencapaian kita di semester pertama ini lebih dari targetnya. Ini sesuai yang kita cermati, segmen mikro dan UKM tumbuh kembangnya luar biasa, itu surprise buat kita karena di kondisi ekonomi seperti sekarang, segmen bawah justru tumbuh," jelas Suprajarto. 

Perlu diketahui, pertumbuhan kredit perseroan masih ditopang oleh segmen Mikro Kecil dan Menengah (MKM). Dengan porsi sekitar 75,9 persen atau Rp 602,7 triliun dari total kredit semester I 2018.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement