Jumat 27 Jul 2018 21:46 WIB

Adaro Dukung Ajakan Pemerintah Bawa Pulang Devisa Ekspor

Adaro mengakali kebijakan bank asing dengan menyimpan devisa di cabang Indonesia

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (Adaro) Garibaldi Thohir saat menghadiri acara
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (Adaro) Garibaldi Thohir saat menghadiri acara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Direktur PT Adaro Energy Garibaldi Thohir mendukung ajakan pemerintah untuk membawa kembali devisa hasil ekspor ke Indonesia. Garibaldi mengatakan, kalangan pengusaha pun memiliki komitmen untuk bersama pemerintah untuk meningkatkan ketahanan devisa. 

"Perlu dicatat, menurut saya kita semua para pengusaha itu komitmen bersama-sama Pemerintah ingin membantu meningkatkan ketahanan devisa kita," kata Garibaldi di kompleks Istana, Jakarta pada Jumat (27/7). 

Baca: Menko Darmin Sebut Belum Ada Instrumen Undang Devisa

Garibaldi mengatakan, Adaro telah memasukkan devisa hasil ekspor ke dalam negeri. Ia mengakui, terkadang perbankan asing meminta pengusaha untuk memasukkan devisa dalam rekening bank di negara tersebut. Meski begitu, katanya, terdapat solusi yakni dengan menempatkan devisa di cabang bank asing tersebut di Indonesia. 

"Tadi saya sampaikan ke Presiden, mungkin boleh diimbau yang lain seperti itu," kata Garibaldi. 

Selain itu, kata Garibaldi, pengusaha batu bara berharap pemerintah dapat  menjaga kepastian hukum dan mempermudah proses perizinan berusaha. 

"Untuk batubara sendiri, Alhamdulillah kita karena harganya bagus, kita memberikan devisa yang lumayan. Tolong dijaga kepastian hukum, kemudian perizinan semua segala macam dipermudah sehingga bisa lancar," katanya. 

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku akan terus memantau devisa hasil ekspor yang kembali ke Indonesia. Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo mengimbau para eksportir membawa devisa ekspor kembali Tanah Air. Hal itu bertujuan membantu penguatan nilai tukar rupiah dan menjaga ketahanan ekonomi domestik.

"Kita akan memonitor pada berapa banyak yang dikonversi ke rupiah dan berapa yang tetap dalam bentuk mata uang asing," kata Sri di kantor Kemenkeu, Jakarta pada Jumat (27/7).

Menkeu mengatakan, pemerintah memang berharap devisa ekspor bisa kembali ke Indonesia. Kendati demikian, ia juga memahami hal itu tidak bisa serta merta diwujudkan. Ini karena pengusaha tetap membutuhkan valas seperti untuk kebutuhan pembayaran utang maupun impor. Selain itu, ia menekankan, pemerintah akan tetap berusaha menjaga kepercayaan pasar dengan memanfaatkan berbagai instrumen termasuk fiskal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement