Jumat 27 Jul 2018 16:52 WIB

Dubes Muliaman Jajaki Kerja Sama Fintech RI-Swiss

Pertumbuhan fintech bisa mencapai 16,3 persen per tahun.

Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Muliaman Hadad ketika membuka presentasi tentang perkembangan fintech Indonesia di hadapan para pengurus Crypto Valley Association.
Foto: OJK
Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Muliaman Hadad ketika membuka presentasi tentang perkembangan fintech Indonesia di hadapan para pengurus Crypto Valley Association.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Muliaman Hadad, mengagas kerja sama fintech antara kedua negara. Muliaman menyambangi markas Crypto Valley Association (CVA) di Kota Zug, Swiss, pada Kamis (26/7).

Muliaman mengatakan proyeksi nilai transaksi di fintech Indonesia mencapai 22 miliar dollar AS pada tahun 2018. Pertumbuhannya bisa mencapai 16,3 persen per tahun.

"Ruangan untuk kerja sama internasional fintech di Indonesia masih terbuka luas sekali,” kata Muliaman Hadad ketika membuka presentasi tentang perkembangan fintech Indonesia di hadapan para pengurus Crypto Valley Association.

Crypto Valley Association (CVA) merupakan perhimpunan ratusan perusahaan-perusahaan fintech di Swiss yang bertujuan untuk membangun blockchain dan ekosistem teknologi kriptografi terkemuka di dunia. CVA aktif mendukung dan menghubungkan startup melalui penelitian bersama, rekomendasi kebijakan, konferensi, hackathons, dan acara industri lainnya yang menghubungkan pusat-pusat inovasi blockchain di London, Singapura, Silicon Valley California, dan New York.

photo
Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Muliaman Hadad, mengagas kerja sama fintech antara Indonesia dan Swiss.

Muliaman juga memaparkan tentang dukungan kebijakan fintech di Indonesia yang diatur oleh Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Kemkominfo, seperti peraturan fintech peer to peer lending OJK dan peluncuran National Payment Gateway (NPG) oleh BI yang menekan biaya transaksi online untuk publik di Indonesia.

Direktur Internasional CVA Søren Lemvig Fog mengatakan sebagai negara yang memiliki jaringan bisnis luas di di negara-negara berkembang, posisi  Indonesia jelas tidak bisa dipandang sebelah mata. “Lihat saja Indonesia memiliki empat perusahaan startup unicorn, yaitu Gojek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak," kata dia.

Unicorn adalah perusahaan startup dengan aset lebih dari 1 miliar dolar AS. Kunjungan Muliaman Hadad ke CVA antara lain juga bertujuan untuk mempersiapkan rencana penyelenggaraan fact-finding mission dalam bidang fintech yang akan diadakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bern-Swiss pada Oktober 2018 mendatang.

Fact-finding mission akan diikuti oleh para perusahaan fintech Indonesia untuk bertemu dan menjajaki kerja sama bisnis dengan para calon partner potensial, lembaga pengembangan inovasi, dan otoritas jasa keuangan di Swiss. Crypto Valley Association siap menyambut kedatangan para partner potensial dari Indonesia pada bulan Oktober 2018 mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement