Jumat 27 Jul 2018 15:16 WIB

Makin Banyak Generasi Muda Muslim Terjun ke Bisnis

Menjadi pengusaha adalah salah satu yang sedang digandrungi anak muda zaman sekarang.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Berbisnis merupakan salah satu kegiatan yang digandrungi generasi muda Muslim.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Berbisnis merupakan salah satu kegiatan yang digandrungi generasi muda Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha muda Muslim menjadi potensi berkembangnya ekonomi keumatan di masa depan. Meningkatnya jumlah generasi muda yang telah memulai langkah kewirausahaan sejak saat ini menjadi harapan baru yang dinilai menjanjikan.

Pendakwah yang juga pengusaha, Ustaz Yusuf Mansur, menilai tidak sulit mengembangkan kewirausahaan Muslim di Indonesia. Ia cukup optimistis ke depannya akan semakin banyak umat Muslim yang berkeinginan jadi pengusaha.

"Ini menjadi tren yang baik dan menyenangkan, lagi memberi harapan, dibanding zaman dulu orientasinya telah berubah," kata Ustaz Yusuf kepada Republika.co.id, Kamis (26/7).

Dahulu, orientasi generasi muda tidak cukup beragam. Lebih banyak orang memilih bekerja sebagai karyawan kantoran di perusahaan besar atau pegawai negeri. Ada pula orang yang memikirkan yang penting bekerja apa saja.

"Dulu orientasinya kecil, pendek, dan sempit. Kerja, jadi pegawai negeri, pegawai perusahaan besar, bahkan ada yang penting sekadar bisa kerja," katanya.

Saat ini, menurut Yusuf, generasi muda memiliki lebih banyak pilihan menyongsong masa depannya. Menjadi pengusaha atau membangun kewirausahaan adalah salah satu yang sedang digandrungi atau disasar anak muda.

Pengamat ekonomi syariah dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Irfan S Beik melihat tren yang sama di kalangan generasi Z. Ia menilai, semangat kuat kewirausahaan ini harus terus didorong karena akan berpengaruh pada kepemilikan aset oleh umat Muslim.

"Kalau dimulai dari sejak sangat muda, saya optimis proporsi kepemilikan aset umat ini akan meningkat, dengan membangun kultur," kata dia kepada Republika.co.id.

Irfan mengatakan, pengembangan sisi semangat tersebut adalah salah satu proses jangka panjang. Menurutnya, hasil berupa peningkatan aset umat akan dirasakan di masa depan.

"Tidak menutup kemungkinan pengusaha Muslim dapat bersaing dengan pengusaha-pengusaha besar yang masuk daftar orang terkaya Indonesia," tuturnya.

Saat ini, diakui Irfan, aset perekonomian Indonesia masih dikuasai oleh non-Muslim. Kondisi ini, kata dia, terjadi karena banyak faktor.

 

Meski demikian, ia optimistis masalah yang menghambat dapat diatasi. "Kita ada peluang, untuk meningkatkan proporsi aset umat ini. Membangun kultur dan semangat kewirausahaan oleh kalangan muda Muslim adalah salah satu solusinya," papar Irfan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement