Jumat 27 Jul 2018 00:02 WIB

Jokowi Kumpulkan Pengusaha Bahas Kondisi Ekonomi Terkini

Eksportir diminta memanfaatkan kondisi penguatan dolar AS.

Red: Nur Aini
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (20/7).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (20/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan sekitar 40 pengusaha eksportir di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (26/7) malam ini. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, dalam pertemuan tersebut, dibahas terkait kondisi perekonomian terkini dan upaya pemerintah untuk mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi para pengusaha.

"Bahwa kondisi ekonomi dunia yang mengalami ketidakpastian karena berbagai kebijakan yang dilakukan negara maju dan pengaruhnya ke seluruh dunia termasuk Indonesia," kata Sri Mulyani usai pertemuan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Menurut Sri Mulyani, Presiden ingin agar para pengusaha tetap fokus menjalankan kegiatan ekonominya. Jokowi, kata dia, mendorong agar para eksportir memanfaatkan kondisi yang saat ini tengah terjadi untuk meningkatkan produk ekspornya ke luar negeri.

"Kita diharapkan bisa menggunakan kesempatan saat terjadi perang dagang maupun implikasinya terhadap nilai tukar seluruh dunia, penguatan dolar, dan oleh karena itu kita perlu menggunakan secara baik," ujarnya.

Dalam pertemuan itu, Presiden juga mendengarkan berbagai keluhan dan hambatan yang dihadapi oleh para pengusaha. Sehingga, pemerintah bersama para pelaku dunia usaha dapat mengambil upaya untuk meningkatkan kegiatan perekonomian dengan memanfaatkan kondisi dunia yang sangat cepat berubah saat ini.

Pertemuan itu diharapkan agar tercipta kerja sama dan kepercayaan sehingga tercipta sinergi antara pemerintah dengan dunia usaha dalam menghadapi gejolak ekonomi global. Salah satu yang dikeluhkan oleh para pengusaha yakni terkait investasi dan ekspor. "Ada yang bilang untuk menstabilkan harga kelapa sawit dengan adopsi policy B20 dan B30, bahkan di Brasil sampai B100, implementasinya seperti apa, dan Presiden sudah menginstruksikan dan ini akan menjadi follow up bagi kami semua," ujarnya.

Selain itu, pemerintah juga mendorong agar para pengusaha dapat membawa pulang devisa ekspor ke dalam negeri. Sehingga dapat memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia. Presiden Jokowi pun meminta masukan terkait upaya apa saja yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kapasitas ekonomi atau kegiatan usaha mereka.

Menurut Sri Mulyani, para pengusaha eksportir pun memberikan masukan yang beragam kepada pemerintah terkait hal ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement