Rabu 25 Jul 2018 10:20 WIB

Iriawan: Kantong Kemiskinan Banyak di Jabar Selatan

Infrastruktur di Jabar Selatan masih minim dibanding Jabar bagian tengah dan utara

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat M Iriawan
Foto: Republika/Edi Yusuf
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat M Iriawan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Penjabat Gubernur Jawa Barat (Jabar), M Iriawan mengatakan, daerah paling banyak terdapat penduduk miskin di wilayahnya berada di kawasan Jawa Barat bagian Selatan. Daerah tersebut di antaranya Garut, Cianjur dan Sukabumi.

"Saya harus melihat lapangan, rata-rata (penduduk miskin di Jawa Barat) itu  ada di Selatan seperti di Garut, Cianjur, Cidaun, Cipatujah, sebagian Sukabumi. Kenapa di sana banyak karena infrastrukturnya tidak seperti di Jabar Tengah dan Utara," kata Iriawan, di Bandung, Rabu.

Selain itu, banyaknya penduduk miskin di Jabar bagian Selatan dikarenakan akses pendidikan dan kesehatan yang masih minim di kawasan tersebut. Kemudian lapangan pekerjaan di sana juga kurang, semua (warganya) menjadi buruh seperti buruh perkebunan tanpa memiliki lahan.

Baca juga, Turunnya Angka Kemiskinan dan Kebanggaan Jelang Pilpres.

Oleh karena itu, kata Iriawan, pihaknya akan mengindentifikasi atau memetakan masalah sehingga bisa diketahui solusi untuk mengentaskan kemiskinan di kawasan Jabar bagian Selatan.

Salah satunya, menurut dia, adalah Pemprov Jabar berkoordinasi dengan PT. Perkebunan Nusantara (PN) untuk mengatasi kemiskinan yang menjerat warga di kawasan Jabar bagian Selatan. "Kami akan berkomunikasi dengan PT PN. Jadi daripada ada lahan yang tidak produktif kenapa tidak dikelola saja oleh warga miskin," katanya.

Dia mengemukakan, berdasarkan rapat koordiansi (Rakor) pengentasan kemiskinan yang digelar pada 24 Juli 2018, diketahui bahwa peringkat atau indeks kemiskinan di Jabar menurun dari kelima menjadi ke-13.

"Alhamdulillah (Jawa Barat) kita cukup jauh, ranking ke-13 sebelumnya ada di ranking lima. Tingkat kemiskinan Jabar adalah 7,8 persen atau lebih rendah dari rata-rata nasional 10,12 persen," kata Iriawan.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan, pembangunan infrastruktur di daerah terpencil dan desa-desa merupakan amanah konstitusi. Karena itu, pembangunan di daerah akan terus dilanjutkan.

"Kita tahu yang namanya keadilan dan pemerataan itu adalah amanah konstitusi yang harus kita jalankan," kata Presiden Jokowi dalam sambutannya saat Peringatan Hari Lahir Partai Kebangkitan Bangsa di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta pada Ahad (2x2/7) malam.

Menurut Presiden, pemerintah tetap membangun kawasan terpencil untuk menggerakkan ekonomi di daerah. Selain itu, Kepala Negara mengingatkan energi bangsa Indonesia tidak boleh habis hanya untuk mengurusi perbedaan pilihan politik.

Negara-negara lain telah fokus kepada era revolusi industri ke-4 dengan mengembangkan teknologi transportasi hingga media telekomunikasi. Saat ini, tambah Presiden, persaingan global dalam perekonomian tengah terjadi.

"Sekarang ini yang kita hadapi adalah tekanan-tekanan ekonomi global yang mau tidak mau memang harus kita hadapi bersama-sama. Karena memang aset besar kita adalah persatuan dalam menghadapi tantangan-tantangan global yang tidak semakin mudah, tetapi semakin sulit," tegas Jokowi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement