Ahad 22 Jul 2018 14:24 WIB

Bank Mandiri Tahan Bunga KPR Hingga Akhir Tahun

Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit 11,8 persen yoy.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Bank Mandiri
Foto: Darmawan/Republika
Bank Mandiri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Mandiri berencana menahan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) hingga akhir tahun. Sebab, margin KPR perseroan baru tumbuh satu angka atau single digit.

"Jadi kami masih dorong untuk primary mortgage (kredit perumahan)," ujar Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo pekan ini.

Ia menambahkan, setelah Bank Indonesia (BI) melonggarkan kebijakan Loan to Value (LTV), bank berpelat merah ini pun mengaku harus bersaing dengan bank lain.

"Lagi pula relaksasi itu kan untuk pertama. Jadi kami harus bersaing dengan bank lain, jadi rasanya kami tidak akan menaikkan (suku bunga KPR) sampai akhir tahun. Baru nanti kami review," ujar pria yang akrab disapa Tiko tersebut.

Perseroan juga tidak berencana menaikkan suku bunga kredit lainnya hingga akhir 2018. "Kita masih akan tahan sampai akhir tahun," tambahnya.

Sebagai informasi, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit 11,8 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp 762,5 triliun pada akhir Juni 2018. Angka itu sudah hampir sama dengan rata-rata pertumbuhan kredit Bank Mandiri selama lima tahun terakhir sebesar 11,9 persen.

Pertumbuhan tersebut ditopang oleh pertumbuhan kredit segmen korporasi besar sebesar 22,2 persen dan pertumbuhan kredit segmen mikro sebesar 24,8 persen. Masing-masing menjadi Rp 296,8 triliun dan Rp 90,6 triliun.

Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan, berkat pertumbuhan tersebut, Bank Mandiri berhasil mencetak peningkatan laba secara signifikan menjadi Rp 12,2 triliun. Angka itu tumbuh 28,7 persen dibandingkan Juni 2017.

Sedangkan aset perseroan pada periode yang sama juga tumbuh Rp 88,1 triliun atau 8,3 persen secara yoy menjadi Rp1.155,5 triliun pada akhir kuartal II-2018. Pertumbuhan laba itu, kata Hery, terutama didorong pencapaian fee based income sebesar Rp 12,9 Triliun, atau tumbuh 18,1 persen yoy yang diiringi dengan penurunan biaya CKPN sebanyak 15,4 persen yoy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement