Sabtu 21 Jul 2018 10:25 WIB

Jonan Jelaskan Penyesuaian Subsidi Solar

Jonan mengatakan harga solar jauh dari harga pasar.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan
Foto: Republika TV/Irfan Junaidi
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan

REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyampaikan penjelasan terkait penyesuaian subsidi bahan bakar minyak (BBM) jenis Gasoil 48 (solar). Berdasarkan informasi Kementerian ESDM, Jonan mengatakan saat ini harga jual eceran solar atau biosolar jauh lebih rendah dibanding harga pasar atau harga keekonomiannya.

"Gasoil 48 atau biosolar ini harganya sangat jauh dari harga pasar. Harga jual eceran ke masyarakatnya, masih Rp 5.150," ujarnya, Sabtu (21/7).

Maka dari itu, pemerintah mengusulkan penyesuaian angka subsidi solar. "Pemerintah melalui Kementerian Keuangan berbicara di Badan Anggaran DPR dan juga melalui mekanisme Undang-Undang APBN Tahun 2018 Pasal 16 yang mengizinkan adanya penyesuaian subsidi, naik atau turun, sesuai dengan Indonesian Crude Price (ICP)," kata Jonan.

Realisasi rata-rata ICP hingga Juni 2018 mencapai 66,55 dolar AS/barel. Angka tersebut berada di atas asumsi APBN 2018 sebesar 48 dolar/barel. Namun di sisi lain, terdapat potensi peningkatan pendapatan negara akibat lebih besarnya realisasi ICP dibandingkan dengan target pada APBN 2018.

"Kalau kita lihat, ICP yang digunakan sebagai asumsi yang kita sepakati bersama untuk UU APBN 2018 adalah 48 dolar/barel. Pada saat ini, karena ICP-nya tinggi, ini ada tambahan kelebihan pendapatan negara. Mungkin sampai 50 persen lebih, dengan uang ini, ini digunakan untuk penambahan subsidi untuk biosolar," jelasnya.

Jonan juga memaparkan penggunaan kelebihan pendapatan negara dapat mengompensasi meningkatnya tambahan subsidi minyak solar. "Jadi ini sebenarnya kantong kiri, kantong kanan. Kalau ICP naik, penerimaan negara naik. Dapat digunakan untuk subsidinya nambah atau untuk keperluan yang lain. Tergantung dari persepsi kita atas daya beli masyarakat," tambah Jonan.

Seperti yang dipaparkan Jonan, realisasi subsidi untuk minyak solar sampai Juni 2018 masih berada di angka Rp 500. Sementara menurut Jonan, idealnya, nilai subsidi minyak solar yang diusulkan sekitar maksimal Rp 2.500 per liter.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement