REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS bergerak melemah pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), di tengah kritik Presiden AS Donald Trump tentang pengetatan moneter Federal Reserve saat ini. Trump mengatakan kepada CNBC pada Kamis (19/7) dia tidak senang bank sentral AS menaikkan suku bunga karena ekonomi membaik.
Dia mengulangi sudut pandangnya pada Jumat (20/7) di Twitter bahwa The Fed merusak kemajuan ekonomi negara yang telah dilihat selama masa kepresidenannya. Sementara itu, komentar terbaru dari Ketua Fed Jerome Powell telah mengisyaratkan The Fed akan terus menaikkan suku bunga tahun ini.
Powell mengatakan pada Rabu (18/7) ekonomi AS berada di titik puncak beberapa tahun di mana pasar kerja tetap kuat dan inflasi tetap di sekitar target The Fed, dua persen. Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,70 persen menjadi 94,441 pada akhir perdagangan Jumat (20/7).
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1725 dolar AS dari 1,1644 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris meningkat menjadi 1,3135 dolar AS dari 1,3015 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7425 dolar AS dari 0,7358 dolar AS.
Dolar AS dibeli 111,55 yen Jepang, lebih rendah dari 112,47 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9926 franc Swiss dari 0,9990 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3127 dolar Kanada dari 1,3252 dolar Kanada.