Kamis 19 Jul 2018 11:50 WIB

Kementerian ESDM Ungkap Penyebab Harga Avtur RI Mahal

Luasnya wilayah Indonesia membuat harga avtur lebih mahal.

Red: Nur Aini
Petugas melakukan pengisian bahan bakar avtur ke dalam pesawat di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (13/6).
Foto: Antara/Umarul Faruq
Petugas melakukan pengisian bahan bakar avtur ke dalam pesawat di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (13/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Djoko Siswanto mengungkapkan penyebab kenaikan harga bahan bakar pesawat jenis Avtur adalah karena luasnya wilayah Indonesia.

"Ini masih perkiraan saya saja ya, kalau saya taksir penyebab utamanya adalah luasnya wilayah Indonesia dan terdiri dari ribuan pulau," katanya di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (19/7).

Djoko menjelaskan Indonesia yang berbentuk negara kepulauan menjadikan transportasi udara menjadi hal paling wajar untuk digunakan menjangkau antarwilayah. Oleh karena itu, pemakaian Avtur akan menjadi lebih banyak, sebab menggunakan jalur darat dan laut untuk menghubungkan antarpulau masih belum memungkinkan.

"Apalagi, untuk pengiriman logistik di pulau terpencil, pesawat perintis masih menjadi pilihan utama, sehingga rute penerbangan pendek antarpulau masih jamak dilakukan," katanya.

Banyaknya rute penerbangan antarpulau tersebut, kata Djoko, membuat konsumsi Avtur menjadi lebih banyak dibandingkan negara lain. Hal itu membuat harga avtur besar kemungkinan menjadi naik dan apalagi ketersediannya juga berkurang.

"Kalau dibandingkan negara Singapura yang kecil, kan pasti konsumsi Avturnya lebih banyak di Indonesia, wajar saja prediksi penyebab naiknya harga karena faktor geografis," kata Djoko.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, pihaknya akan melakukan negosiasi dengan PT Pertamina (Persero) agar menurunkan harga Avtur minggu depan. Sebab, saat ini harga Avtur yang dijual Pertamina lebih mahal sekitar 20 persen dibandingkan harga internasional. Dengan negosiasi yang dilakukan, menurut Budi, setidaknya harga bahan bakar pesawat tersebut bisa turun hingga 10 persen.

Data yang dihimpun, harga avtur di Bandara Changi, Singapura sekitar 178 sen dolar AS per galon atau Rp 6.583 per liter. Harga itu termasuk yang paling murah di banding bandara-bandara lainnya di dunia, termasuk di Riyadh, Arab Saudi sekitar 200 sen dolar AS per galon atau Rp 7.397 per liter.

Sedangkan berdasarkan situs Pertamina Aviation, harga Avtur di Bandara Soekarno-Hatta saat ini mencapai Rp 7.580 atau 0,56 dolar AS setiap liternya, yang sudah termasuk pengiriman ke pesawat tetapi belum menghitung PPN 10 persen dan PPh 0,3 persen khusus penerbangan domestik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement