REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah atau Askrindo Syariah melakukan perpanjangan kerja sama dengan Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Jatim. Penandatanganan perjanjian tersebut dilakukan langsung oleh Direktur Utama Askrindo Syariah Soegiharto dan Direktur Bank Jatim Soeroso yang di dampingi oleh Executive Vice Presiden Bussiness Askrindo Syariah Supardi Najamuddi dan Direktur Ritel Konsumer dan Syariah Tony Sudjiaryanto.
Direktur Utama Askrindo Syariah Soegiharto menjelaskan, Askrindo Syariah menargetkan penjaminan (kafalah) pembiayaan sebesar Rp 1 triliun selama 2018 dari Bank Jatim Syariah. Pada perpanjangan kontrak kerja sama ini Askrindo Syariah melakukan ekspansi ke beberapa produk antara lain, Anjak Piutang, Project financing dan multiguna.
"Produk-produk tersebut sebelumnya sudah ada dan akan kami kembangkan lagi melalui Bank Jatim Syariah," kata Soegiharto melalui siaran pers, Ahad (15/7).
Selain produk tersebut, Askrindo Syariah juga akan mengkaver Bank Jatim Syariah dengan beberapa produk lainnya seperti, Multiguna, Multijasa Umroh, Produk MK dan Investasi serta KBG.
Menurut Soegiharto, langkah tersebut merupakan strategi Askrindo Syariah sejak akhir 2017 dengan memperbanyak mitra kerja tidak hanya dengan perbankan nasional tetapi perbankan di daerah. "Kekuatan perbankan daerah itu sangat bagus dan potensinya juga luar biasa karena di daerah itu captive market mereka sangat baik seperti pinjaman untuk kesejahteraan karyawan mereka atau pembelian rumah serta kebutuhan lainnya," jelas Soegiharto.
Sementara itu, Soegiharto juga menjelaskan mengenai capaian Askrindo Syariah sampai dengan semester pertama 2018 yang telah menutup penjaminan kafalah sebesar Rp 9,8 triliun.
Laba Askrindo Syariah sampai dengan semester pertama 2018 mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu. Laba semester pertama tercatat sebesar Rp 8 miliar sedangkan periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 6,2 miliar.
"Sedangkan perolehan Ujroh sampai dengan juni 2018 ini sebesar Rp 113,05 miliar, meningkat 26 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 89,45 miliar," kata Soegiharto.