Ahad 15 Jul 2018 10:56 WIB

Gubernur Sumbar Beharap Pasar Semen Kembali Pulih

Imbas dari serbuan produsen semen asing sangat terasa oleh perusahaan dalam negeri.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolanda
Alat berat melakukan pengambilan batu kapur sebagai bahan baku semen, di Bukit Karang Putih, Indarung, Padang, Sumatera Barat, Jumat (19/2). Semen Padang mulai menyasar sejumlah proyek infrastruktur yang sedang digarap di Sumatra dan berbagai proyek di pelosok desa yang memanfaatkan dana desa.
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Alat berat melakukan pengambilan batu kapur sebagai bahan baku semen, di Bukit Karang Putih, Indarung, Padang, Sumatera Barat, Jumat (19/2). Semen Padang mulai menyasar sejumlah proyek infrastruktur yang sedang digarap di Sumatra dan berbagai proyek di pelosok desa yang memanfaatkan dana desa.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno (IP) menyampaikan harapannya agar pasar industri semen di Indonesia, khususnya untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN), bisa kembali pulih. Seperti diketahui, jumlah produksi total semen di Indonesia sebesar 107 juta ton, jauh melampaui volume permintaan yang 'hanya' 70 juta ton. Artinya ada kelebihan kapasitas produksi sebesar 35 juta ton semen yang menganggur.

"Saya dapat laporan pasar semen nasional ada masalah. Buktinya ada 30 juta ton semen tak terserap pasar, tapi itu takkan lama, pemerintah konsen pada pertumbuhan industri dalam negeri," ujar Irwan, Ahad (15/7).

Gubernur dua periode ini meyakinkan bahwa pemerintah pusat memiliki siasat untuk menjaga keberlangsungan hidup produsen-produsen semen pelat merah, seperti Semen Indonesia Group (di dalamnya ada Semen Padang) dan Semen Baturaja. Ia yakin pemerintah pusat berpihak pada BUMN melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung perluasan pasar semen di Indonesia.

Baca juga, Semen Padang Optimistis Kinerja Keuangan Terus Tumbuh

"Yang paling penting tentu pasarnya dijaga, kita di daerah terus melakukannya," kata IP.

Sementara itu, Komisaris PT Semen Padang Khairul Jasmi mengungkapkan serbuan pabrik semen asing di Indonesia benar-benar dirasakan imbasnya oleh produsen semen BUMN. Apalagi pemerintah pusat mengizinkan perluasan impor clinker (klinker) semen dan semen biasa oleh pemain domestik. 

Aturan yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 7 Tahun 2018 ini memberi peluang bagi industri dalam negeri untuk memperoleh bahan klinker dan semen dari pasar internasional. Padahal, persediaan klinker dan volume produksi semen di Indonesia masih berlebih dibanding permintaan yang ada. 

"Bagi kami di Sumbar, Semen Padang harus sehat dan kinerjanya terus menanjak. Sumbar peduli dengan BUMN ini dan Semen Indonesia pasti berbuat yang sama," kata Khairul. 

Khairul percaya pemerintah mau mendengar dan menindaklanjuti keluhan para produsen semen milik negara kali ini. Ia berharap kebijakan pemerintah berpihak pada BUMN dan tidak membuat produsen semen pelat merah justru kehilangan pasarnya. 

"Apalagi Pak Jokowi giat-giatnya membangun infrastruktur. Kalau tol Padang-Pekanbaru tentu memakai Semen Padang karena ini produksi lokal yang bekerja anak negeri," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement