Kamis 12 Jul 2018 11:17 WIB

Jalan Tol Kunciran-Cengkareng Beroperasi Awal 2019

Pembebasan lahan untuk ruas Tol Kunciran-Cengkareng sudah mencapai 44,42 persen

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Proyek pembangunan jalan tol  (ilustrasi).
Foto: Antara
Proyek pembangunan jalan tol (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – PT Jasamarga Kunciran-Cengkareng (JKC) selaku pengelola Jalan Tol Kunciran-Cengkareng optimistis pembebasan lahan untuk ruas Tol Kunciran- Cengkareng (Bandara Soekarno Hatta/Soetta) dapat diselesaikan sesuai jadwal. Ruas Tol Kunciran-Cengkareng merupakan bagian dari Jakarta Outer Ring Road 2.

Menurut Direktur Utama JKC Edwin Cahyadi, total lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan Jalan Tol Kunciran-Cengkareng (Bandara Soekarno Hatta/Soetta) mencapai 122 hektar dengan menggunakan dana Pemerintah sesuai ketentuan yang berlaku. Progres pengadaan tanah hingga awal Juli mencapai 44,42 persen.

"Pada saat ini konstruksi pembangunan Jalan Tol Kunciran - Cengkareng (Bandara Soekarno Hatta/Soetta) telah mencapai 15,51 persen dan ditargetkan dapat beroperasi secara penuh pada bulan Maret tahun 2019," ujar Edwin dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (12/7).

Edwin mengaku, pihaknya menemui berbagai tantangan di lapangan terkait pengadaan tanah. Seperti kesepakatan harga tanah dengan warga masih menunggu hasil keputusan pengadilan, tumpang tindih kepemilikan tanah, tanah fasos/fasum yang belum diserahterimakan, penentuan lokasi puskesmas pengganti, perlu pengukuran ulang Peta Bidang dan Daftar Nominatif Pemilik (DNP) dan terhambatnya eksekusi tanah milik Pemerintah yang masih ditempati warga.

Tantangan-tantangan ini berdampak terhadap waktu pengerjaan konstruksi karena lahan hasil pembebasan lokasinya menyebar di sejumlah titik (spot per spot) dari empat seksi sepanjang Jalan Tol Kunciran-Cengkareng, sehingga akses masuk alat berat ke lokasi sangat terbatas.

Oleh sebab itu, ujar Edwin, pihaknya sangat berharap dukungan dari Pemerintah, seperti BPN Kota Tangerang, Pemkot Tangerang dan PPK-Kementerian PUPR, bersama pihak-pihak terkait untuk menemukan solusi percepatannya.

Pihaknya aktif berkoordinasi dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Tangerang sebagai pelaksana pengadaan tanah dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sebagai Instansi yang memerlukan tanah untuk segera menyelesaikan pelaksanaan pembebasan tanah Tol Kunciran-Cengkareng, termasuk koordinasi melalui Rapat dengan Dirjen Pengadaan Tanah pada tanggal 7 Maret 2018 lalu.

"Kami berharap pelaksanaan pengadaan tanah dapat segera diselesaikan dalam waktu dekat ini, karena target penyelesaian konstruksi pada bulan Februari 2019, sedangkan masih banyak lokasi pekerjaan struktur yang belum bebas", kata Edwin.

Jalan Tol Kunciran-Cengkareng sendiri terbagi dalam empat seksi pekerjaan, yakni Seksi 1 Simpang Susun (SS) Kunciran - SS Sultan Ageng Tirtayasa sepanjang 2,04 kilometer, Seksi 2 SS Sultan Ageng Tirtayasa - Benteng Betawi sepanjang 3,52 kilometer, Seksi 3 Benteng Betawi - Husein Sastranegara 6,57 kilometer, dan Seksi 4 Husein Sastranegara - Simpang Susun Benda 2,06 kilometer. Total panjang Jalan Tol Kunciran-Cengkareng adalah 14,19 kilometer.

Apabila Jalan Tol Kunciran-Cengkareng telah beroperasi, maka akses jalan tol ke Bandara Soekarno Hatta/Soetta akan bertambah. Pengguna jalan tol memiliki alternatif lain, diluar Ruas Tol Prof Ir Soedijatmo, sehingga arus kendaraan ke Bandara Soetta akan terdistribusi. Dampaknya juga akan mempercepat arus barang dan jasa sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement