Selasa 10 Jul 2018 10:46 WIB

Pelemahan Rupiah Diyakini Jadi Ancaman Bagi Pelaku UMKM

Pemerintah memprioritaskan perlindungan kepada UMKM.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Rupiah
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Rupiah

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur Firdaus Febrianto meyakini, terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) akan menjadi ancaman bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Maka dari itu, Komisi B DPRD Jawa Timur meminta pemerintah memprioritaskan perlindungan kepada UMKM.

Firdaus mengatakan, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS tersebut banyak berdampak pada kenaikan harga, salah satunya harga BBM. Situasi ini juga diyakininya akan menjadi pemicu kenaikan komoditi lainnya. Sehingga, akan terjadi kenaikan harga yang nantinya akan semakin memberatkan masyarakat di Jawa Timur.

"Yang kita inginkan tentu saja apa ini perhatian terhadap ekonomi di bawah. Seperti UMKM, sektor pertanian, kemudian usaha-usaha masyarakat kecil lainnya tetap harus mendapat prioritas dari pemerintah," kata Firdaus di Gedung DPRD Jatim, Selasa (10/7)

Firdaus meyakini, jika sektor UMKM memperoleh prioritas dan memperoleh pembinaan yang lebih intensif, kondisi ekonomi saat ini tidak semakin memberatkan mereka. Meskipun pada kenyataannya, kenaikan berbagai komoditas telah membuat siyuasi ekonomi yg kurang stabil.

Politikus Gerindra tersebut mengingatkan, selain UMKM, usaha produksi yang harus memperoleh perhatian penuh dari pemerintah adalah sektor perekonomian di bawah. Hal ini harus ditopang oleh pemerintah daerah agar mereka bisa tetap bertahan. Firdaus meyakini, jika pelaku usaha kalangan bawah bisa berdaya, meskipun kondisi ekonomi tengah lemas, tidak akan membuat mereka sampai gulung tikar.

"Kalau mereka akhirnya harus jatuh dan kemudian kondisi ini berkepanjangan. Tapi kalau mereka bisa disuplai, sehingga akhirnya bisa membaik, bisa normal, mereka masih bisa tetap melanjutkan usahanya," ujar Firdaus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement