Jumat 29 Jun 2018 20:36 WIB

Mahathir Bernostalgia Soal Pembentukan Perusahaan Bersama

Perusahaan pupuk bersama dibangun saat ASEAN masih beranggotakan lima negara.

Rep: Sri Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad (tengah) didampingi Excecutive Indonesia - Malaysia Business Council (IMBC) Chairul Anhar (kiri) berjalan sebelum melakukan pertemuan di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Jumat (29/8).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad (tengah) didampingi Excecutive Indonesia - Malaysia Business Council (IMBC) Chairul Anhar (kiri) berjalan sebelum melakukan pertemuan di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Jumat (29/8).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Di tengah kunjungannya ke Indonesia, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhammad menghadiri pertemuan Indonesia-Malaysia Business Council (IMBC). Dalam pertemuan tersebut, ia sempat membicarakan perlunya dibentuk kembali perusahaan pupuk bersama yang pernah dibangun di tingkat ASEAN.

"Ya, tadi itu Pak Mahathir bicara (pembangunan perusahaan bersama) juga. Dulu kan itu industri pupuk yang ASEAN itu bersama," kata Tanri di Hotel Grand Hyatt, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (29/1).

Tanri menjelaskan, perusahaan pupuk bersama dibangun saat ASEAN masih beranggotakan lima negara. Kepemilikan saham mayoritas jatuh kepada negara tempat industri itu berdiri.

Mengutip Mahathir, Tanri mengatakan konsep itu masih bisa diterapkan di masa sekarang. Namun, hal itu perlu dijajaki kembali. "The concept is still good," kata Tanri menirukan Mahathir.

Tanri mengatakan, saat ini ASEAN terdiri dari sepuluh negara, yakni Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar dan Kamboja. Bisa dijajaki terlebih dahulu apakah sepuluh negara tersebut akan bergabung dalam perusahaan bersama atau hanya negara tertentu saja.

Perlu dikaji pula, dalam bidang apa perusahaan itu nantinya akan bergerak. Meski Mahathir lebih menekankan pada perusahaan pupuk, Tanri melihat industri sawit lebih memungkinkan. Ia menyebut saat ini sudah ada perusahaan sawit bersama, namun belum cukup besar. Ia memastikan kolaborasi itu akan terus terjadi.

"Itu (pembentukan perusahaan sawit bersama) pasti akan terjadi. Makanya dengan Tun Mahathir ini kembali memiliki power, saya kira dia punya semacam nostalgic interest untuk bisa mengembangkan Indonesia-Malaysia Bisnis Council. Ini saya kira ada itu, tadi dia sebut," ujar dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement