REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BRI Syariah (BRIS) semakin mantap melangkah ke kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) tiga. Kesiapan tersebut ditopang oleh modal inti anak usaha Bank Rakyat Indonesia (BRI) ini yang telah mencapai sekitar Rp 4,8 triliun.
Seperti diketahui, untuk naik ke kategori BUKU III, bank harus memilik modal inti minimal Rp 5 triliun. "Kita targetkan akhir tahun ini insya Allah sudah (menjadi BUKU III)," ujar Direktur Utama BRIS Hadi Santoso kepada wartawan di Jakarta, Selasa (26/6).
Dengan begitu, modal inti perseroan masih kurang sekitar Rp 200 miliar untuk naik ke BUKU III. Meski begitu, Hadi menegaskan, perusahaan induk tidak akan menyuntikkan modal lagi ke BRIS.
"Kan sudah disuntik modal, ya nggak disuntik lagi. Jangan terlalu manja, nanti apa kata induk kalau minta disuntik modal terus," tuturnya.
Ia optimistis modal inti BRIS bisa segera mencapai Rp 5 triliun. Pasalnya hanya dengan laba ditahan pun, perusahaan sudah bisa menembus modal inti yang diharapkan.
Sebagai informasi, perusahaan menyatakan permodalannya cukup kuat. Hal itu terlihat dari rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 29,93 persen pada Mei 2018.
Angka itu meningkat dibandingkan posisi Mei 2017 yang sebesar 20,68 persen. Rasio tersebut masih jauh di atas ketentuan yang ditetapkan regulator yaitu 14 persen.
"CAR kita presentasenya sengaja supaya lebih tinggi karena modalnya tinggi, sehingga tujuan kita akan masuk ke BUKU tiga. Maka benar kalau CAR kita tinggi supaya pondasi bank kita dari sisi modal kuat," jelas Hadi.