REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk (Bank Jatim) mencatatkan pertumbuhan aset 10,10 persen secara year on year (yoy). Berdasarkan laporan kinerja Mei 2018 (unaudited), aset Bank Jatim mencapai Rp 59,82 triliun.
Direktur Utama Bank Jatim, Soeroso, menuturkan secara keseluruhan kinerja bank yang dipimpinnya mencatatkan angka positif. Pada Mei 2018, laba bersih Bank Jatim menembus angka Rp 612,10 miliar.
"Performa kinerja keuangan lainnya yang tumbuh positif bila dibanding periode yang sama tahun sebelumnya," ujarnya usai menghadiri rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) 2018 di Surabaya, Selasa (26/6).
Kemudian, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Jatim juga mengalami pertumbuhan sebesar 9,69 persen, atau sebesar Rp 49,52 triliun. "Pertumbuhan kredit juga bagus. Sampai dengan Mei 2018, tercatat mengalami pertumbuhan 6,73 persen atau tepatnya sebesar Rp 32,14 triliun," ujar Soeroso.
Soeroso melanjutkan, pertumbuhan performa kineeja keuangan Bank Jatim yang cukup bagus tersebut, mampu menjaga rasio keuangan pada Mei 2018 di tingjat yang wajar. Diantaranya Return on Equity (RoE) sebesar 21,19 persen, Net Interest Margin (NIM) sebesar 6,45 persen, Return on Asset (ROA) sebesar 3,65 persen, BOPO 62 persen, dan CAR sebesar 22,91 persen.
Soeroso menyatakan, posisi rasio keuangan tersebut menunjukan rasio profitabilitas Bank Jatim sebesar 3,65 persen. Artinya, berada di atas rata-rata rasio profitabilitas bank umum konvensional yang hanya sebesar 2,40 persen.
Hal tersebut, lanjut Soeroso, juga diikuti dengan efisiensi Bank Jatim yang jauh di bawah rasio BOPO bank umum konvensional yang berada di posisi 79,59 persen. Serta, posisi NIM yang masih di atas rata-rata bank umum konvensional sebesar 5,07 persen.
Kemudian, dari sisi ketahanan modal, rasio CAR Bank Jatim menunjukan kecukupan modal yang lebih baik dengan rasio CAR bank umun konvensional sebesar 22,25 persen. Bahkan jika dibandingkan kinerja rasio keuangan BPD konvensional, posisi rasio keuangan Bank Jatim masih di atas rata-rata.
"Itu jika dilihat dari posisi ROA, CAR, NIM, dan BOPO yang masing-masing berada di posisi 2,24 persen, 20,31 persen, 6,02 persen, dan 75,72 persen," kata Soeroso.