Selasa 12 Jun 2018 16:32 WIB

Cirebon Power Tetap Operasikan PLTU Selama Lebaran

Sepanjang lebaran akan ada penurunan permintaan hingga 50 persen

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Heru Dewanto selaku President Director PT Cirebon Electric Power menerima penghargaan  Asian Power Awards
Foto: dok PLTU Cirebon
Heru Dewanto selaku President Director PT Cirebon Electric Power menerima penghargaan Asian Power Awards

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cirebon Power operator PLTU Cirebon tetap mengoperasikan PLTU berkapasitas 660 MW nya. Hanya saja, pengoperasian PLTU tidak full kapasitas. Keputusan ini diambil untuk mengamankan pasokan listrik Lebaran tahun ini untuk wilayah Jawa, Madura dan Bali.

Presiden Direktur Cirebon Power Heru Dewanto mengatakan, pemerintah serta pemangku kepentingan lainnya, seperti industri menjaga agar suasana Hari Raya Idul Fitri berjalan kondusif. Tidak hanya soal transportasi dan infrastruktur saja, kebutuhan energi listrik juga harus tetap dijaga saat Lebaran.

"Cirebon Power siap mengoperasikan PLTU Cirebon 660 MW saat Lebaran. Pembangkit listrik itu tidak ada matinya," kata Heru, Selasa (12/6).

Heru mengatakan permintaan listrik saat Lebaran memang mengalami penurunan. Banyak industri dan perkantoran yang tidak beroperasi, sehingga tidak menggunakan listrik selama masa libur lebaran. Dia menjelaskan, penurunan permintaan listrik tersebut sesuai dengan permintaan PT PLN (Persero).

Artinya, Cirebon tetap beroperasi untuk menjaga kelistrikan, meski ada pengurangan permintaan, saat Lebaran. "Biasanya, pengurangan permintaan listrik bisa mencapai 50 persen. Itu semua tergantung PLN," kata Heru.

Dia mengungkapkan, pengoperasian pembangkit pada Lebaran tidak menganggu keuangan perusahaan. Menurutnya, biaya operasional dan lain-lain disusun dalam jangka waktu setahun.

Berkurangnya permintaan listrik juga mengurangi pemakaian bahan bakar pembangkit, yaitu batu bara. Masyarakat juga tidak perlu mengkhawatirkan masalah polusi. Heru mengatakan, bahwa PLTU Cirebon 660 MW merupakan PLTU yang ramah lingkungan dengan menggunakan teknologi super critical.

Heru juga menyinggung soal progres pembangunan PLTU Cirebon Unit II 1.000 MW yang sedang tahap konstruksi. Tahapan konstruksi PLTU yang menggunakan teknologi ultra super critical tersebut sudah mencapai 14,7 persen. Karena itu, Cirebon Power akan melaksanakan first piling ceremony (pemancangan tiang pertama) PLTU Cirebon Unit II pada Juli mendatang, diiringi dengan peluncuran Pusat Vokasi Ketenagalistrikan.

"Kami berharap Presiden berkenan hadir, karena ini bukan cuma seremoni biasa, tapi juga langkah besar dalam sektor ketenagalistrikan. Berbarengan dengan first piling, kita akan meluncurkan Pusat Vokasi, serta dimulainya Project Digitalisasi 4.0 Pembangkit Listrik, dan ditutup dengan doa bersama masyarakat dalam Cirebon Bersholawat, " tukas Heru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement