Jumat 08 Jun 2018 05:50 WIB

BMT Beringharjo Targetkan Aset Rp 196 Miliar

Per awal Juni 2018, aset yang dimiliki BMT Beringharjo mencapai Rp 165 miliar

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nidia Zuraya
BMT Beringharjo
Foto: BMT Beringharjo
BMT Beringharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koperasi syariah Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Beringharjo menargetkan memiliki aset senilai Rp 196 miliar sampai akhir tahun 2018. Sampai dengan awal Juni 2018, aset BMT Beringharjo telah mencapai Rp 165 miliar.

General Manager BMT Beringharjo, Rury Febrianto, mengatakan, pertumbuhan aset BMT Beringharjo cukup signifikan. Per 31 Maret 2018 aset BMT Beringharjo sekitar Rp 153 miliar, kemudian meningkat menjadi Rp 165 miliar pada awal Juni 2018.

"Itu menyebabkan BMT Beringharjo masih belum perlu akses terhadap lembaga keuangan bank," kata Rury saat dihubungi Republika, Kamis (7/6).

Dari sisi penyaluran pembiayaan sampai awal Juni 2018 tercatat mencapai Rp 163 miliar dari sebelumnya Rp 153 miliar per 31 Maret 2018. Pembiayaan tersebut disalurkan kepada anggota BMT Beringharjo yang saat ini jumlahnya mencapai 12 ribu anggota. Anggota tersebut tersebar di 19 kantor cabang BMT Beringharjo.

BMT Beringharjo selama ini menyasar segmen mikro. Sebanyak 90 persen porsi pembiayaan yang disalurkan nilainya di kisaran nol rupiah sampai Rp 50 juta. Tetapi secara outstanding nominal, pembiayaan antara nol rupiah sampai 50 juta sekitar 50 persen, dan di atas Rp 50 juta juga 50 persen.

"Penerima manfaat kami 90 persen sangat banyak antara nol sampai Rp 50 juta. Target outstanding kami sampai akhir tahun 2018 sekitar Rp 190 miliar," terang Rury.

Dari pembiayaan yang disalurkan, paling banyak menggunakam akad musyarakah sekitar 55 persen. Kemudian sisanya 45 persen menggunakad akad ijarah dan murabahah (jual beli).

Akad musyarakah menggunakan bagi hasil (nisbah) sekitar 30 persen dan 70 persen atau 40 persen dan 60 persen. Sedangkan akad murabahah jika marginnya dilakukan penyesuaian sekitar 12 persen per tahun. Rury menargetkan perolehan laba sampai akhir tahun 2018 sebesar 0,2 persen dari outstanding.

Untuk merealisasikan target tersebut, tahun ini BMT Beringharjo melakukan ekspansi penambahan kantor minimal 2 kantor, antara lain di Garut dan Tasikmalaya. Ekspansi tersebut satu jalur dengan kantor cabang Bandung yang diresmikan tahun lalu.

Kantor cabang di Garut telah diresmikan pada awal Ramadhan ini. Sedangkan kantor cabang di Tasikmalaya ditargetkan dibuka pada Agustus 2018.

"Kami harapkan dengan ekspansi tersebut jumlah anggota kami bisa mencapai sekitar 20 ribu anggota sampai akhir tahun," ucapnya.

Target lainnya, tahun ini BMT Beringharjo berencana mengembangkan jaringan teknologi informasi (IT) untuk mendukung transaksi anggota-anggitanya. Pengembangan IT misalnya aplikasi marketing mobile dan aplikasi kartu anggota yang diberi nama Beringharjo Kagem (Kartu Anggota Gede Manfaat). Anggota yang telah memiliki kartu Kagem nantinya bisa mengunduh aplikasi Kocekku untuk melakukan transaksi-transaksi.

Beberapa keuntungan anggota dengan menggunakan aplikasi tersebut antara lain, transaksi dilakukan non tunai, dana bisa langsung ditransfer sesama anggota. Kemudian bisa melakukan pembayaran listrik, pulsa, air dan lain-lain.

Selain itu, anggota bisa sekaligus mengontrol saldo seperti SMS banking, bisa melihat jumlah saldo, dan laporan transaksi. Anggota juga bisa mendapat fasilitas potongan harga di merchant tertentu, misalnya toko baju atau supermarket.

Saat ini sudah ada empat merchant yanh bekerja sama dengan BMT Beringharjo. Investasi jaringan IT tersebut membutuhkan dana sekitar Rp 1 miliar. Model investasi dilakukan jangka panjang diambil dari biaya per bulan para anggota sebesar seribu rupiah.

"InsyaAllah aplikasi ini kami luncurkan bulan Juli atau Agustus. Pengennya 11 ribu anggota ambil aplikasi semua," ungkapnya.

Sementara itu, pendiri BMT Beringharjo, Mursida Rambe, menyatakan, kinerja BMT Beringharjo pada awal tahun ini hampir mencapai target yang ditetapkan sampai akhir tahun. Posisi aset telah meningkat menjadi Rp 165 miliar sampai awal Juni 2018.

Karenanya, BMT Beringharjo tidak lagi mengandalkan pinjaman pihak ketiga yang biasanya berasal dari bank sebesar Rp 10 miliar. Sebab, jumlah simpanan anggota dinilai cukup untuk menambah likuiditas.

"Simpanan meningkat dan anggota meningkat. Kami ajari orang agar tidak konsumtif," ujar Mursida saat berkunjung ke kantor Republika, Kamis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement