REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menghadiri acara buka puasa bersama Syarikat Islam di Wisma Antara. Dalam pidatonya, Jusuf Kalla mendorong Syarikat Islam untuk meningkatkan jiwa dagang di kalangan umat.
Jusuf Kalla mengatakan, organisasi Islam sudah banyak yang bergerak di bidang politik dan sosial. Namun, masih sedikit organisasi yang bergerak mengembangkan jiwa dagang umat Islam.
"Tapi yang bergerak mengembangkan jiwa dagang daripada umat Islam tidak terlalu banyak, sedangkan saya ingatkan bahwa kita umat Islam luar biasa di mana-mana maju, pendidikan alhamdulillah. Di pemerintahan, legislatif, eksekutif, yang paling kurang ialah semangat dagang itu," kata Jusuf Kalla, Kamis (7/6).
Jusuf Kalla menilai, siapa saja yang menguasai ekonomi maka dapat menguasai politik. Oleh karena itu, JK mengapresiasi Syarikat Islam yang kembali kepada jiwanya yakni dengan membangkitkan semangat dagang.
Menurut Jusuf Kalla, langkah utama untuk memperbaiki ekonomi bukan diawali dengan modal namun mendorong jiwa wirausaha. "Modal bisa diperoleh, skill bisa dipelajari, tapi jiwa itu harus dari dalam dan kemauan yang keras," kata Jusuf Kalla.
Ia menambahkan, apabila Syarikat Islam kuat di internal maka otomatis akan banyak partai yang mendekat. Karena partai juga butuh sponsor.
Acara buka puasa ini dihadiri oleh Ketua Mahkamah Konstitusi periode 2013-2015 Hamdan Zoelva, Kapolri Tito Karnavian, dan Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie.
Selain itu, tampak hadir juga Politikus Senior Partai Golkar Akbar Tanjung, dan mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa.
Sebelumnya, dalam sambutan di rapat pleno ke-28 Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jusuf Kalla, Rabu (6/6), mengatakan, umat Islam di Indonesia masih lemah dalam ekonomi.
Di hadapan para pengurus pusat MUI, Jusuf Kalla mengingatkan agar para ulama dapat bersama-sama mendorong kemajuan ekonomi umat.
"Bagaimana kita disini mendorong bersama-sama kemajuan ini, tak hanya kita bicara politik koalisi keumatan tapi berbicara tentang ekonomi keumatan," ujar Jusuf Kalla di Kantor Pusat MUI, Rabu (6/6).
Jusuf Kalla menegaskan, ekonomi keumatan harus didorong dan jangan dipisahkan dari kehidupan umat. Sebab ekonomi umat di Tanah Air masih cenderung lemah.