Sabtu 02 Jun 2018 21:42 WIB

Pertumbuhan BPR Syariah Ditargetkan 15 Persen

Target pertumbuhan 2018 lebih kecil dibanding 2017 sebesar 17 persen.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Teguh Firmansyah
Tasyakuran Hari BPR Syariah Indonesia di Hotel Grand Dafam Rohan Yogyakarta, Sabtu (2/6).  Tasyakur meluncurkan secara resmi Hari BPR Syairah Indonesia yang jatuh pada 17 Ramadhan.
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Tasyakuran Hari BPR Syariah Indonesia di Hotel Grand Dafam Rohan Yogyakarta, Sabtu (2/6). Tasyakur meluncurkan secara resmi Hari BPR Syairah Indonesia yang jatuh pada 17 Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dewan Pimpinan Pusat Kompartemen Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Asosiasi Bank Syariah Indonesia menargetkan pertumbuhan bank pembiayaan rakyat syariah mencapai 15 persen pada 2018.

"Target itu lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada 2017 yang mencapai 17 persen," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Kompartemen Bank Pembiayaan Rakyat (BPR) Syariah Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Cahyo Kartiko di Yogyakarta, Sabtu (2/6).

Usai Tasyakuran Hari BPR Syariah Indonesia dan buka puasa bersama, Cahyo mengatakan, target pertumbuhan pada 2018 didasari kondisi ekonomi nasional dan tahun politik. Ia pun berharap kondisi ekonomi nasional semakin membaik.  

"Kami berharap kondisi ekonomi nasional semakin membaik dan agenda politik berjalan tanpa gejolak sehingga proyeksi pertumbuhan BPR syariah sebesar 15 persen pada 2018 dapat tercapai," kata Cahyo.

Ia mengemukakan, saat ini jumlah BPR syariah secara nasional sebanyak 167 dengan aset Rp10,5 trilun. Asbisindo menargetkan pada akhir 2020 jumlah BPR syariah bertambah 50 buah sehingga total menjadi 217 BPR syariah. "Kami optimistis target penambahan 50 BPR syariah baru secara nasional pada akhir 2020 itu tercapai," kata Cahyo.

Ketua DPW Asbisindo DIY Edi Sunarto mengatakan tasyakuran itu diikuti seluruh karyawan BPR syariah di DIY, utusan atau perwakilan dari setiap DPW Asbisindo seluruh Indonesia, dan pengurus DPP Kompartemen BPR Syariah Asbisindo.

"Tasyakuran juga diisi pemberian penghargaan kepada Waris Sucipta (alm) dan Tri Hari Wijayanto (alm) atas jasanya mengembangkan BPR syariah dan orgainsasi Asbisindo. Penghargaan itu sebagai apresiasi atas perjuangan mereka mengembangkan ekonomi syariah," kata Edi.

Hari BPR Syariah

 

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Kompartemen BPR Syariah Asbisindo telah menetapkan 17 Ramadhan sebagai Hari BPR Syariah Indonesia. Hal itu dilakukan dalam upaya meningkatkan pencapaian tujuan dan operasional Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

Cahyo Kartiko menjelaskan, penetapan Hari BPR Syariah dilakukan saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kompartemen BPRS Asbisindo pada Desember 2017 di Bandung. Penentuan itu didasarkan saat terbentuknya Asbisindo.

"Asosiasi Bank Syariah Indonesia sendiri digagas lima BPRS pada 31 Maret 1992 di Bandung, bertepatan pula dengan 17 Ramadhan 1412 Hijriah," kata Cahyo di Hotel Grand Dafam Rohan Yogyakarta, Sabtu (2/6).

Tasyakuran diikuti seluruh karyawan BPR Syariah di DIY, utusan atau perwakilan tiap Dewan Pengurus Wilayah Asbisindo seluruh Indonesia, dan pengurus DPP Kompartemen BPRS Asbisindo. Tasyakuran dihadiri Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY.

Ketua Panitia Tasyakuran dan Direktur BPRS Cahaya Hidup, Taufan menuturkan, tasyakuran turut meluncurkan resmi Hari BPRS Indonesia. DPP Asbisindo turut memberikan penghargaan kepada tokoh-tokoh atas perjuangan mengembangkan ekonomi syariah di Indonesia.

Penghargaan diberikan untuk alm Waris Sucipta dan alm Tri Hari Wijayanto. Mereka dinilai berjasa mengembangkan BPRS maupun organisasi Asbisindo. Waris Sucipta pernab menjabat sebagai Direksi BPRS Margi Rizki Bahagia dan Komisaris di beberapa BPRS Yogyakart

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement